News
Caleg DPRD Gianyar Ajik Mambo Lahir di Keluarga Kurang Mampu, Didikan Keras Sejak Kecil
Selasa, 07 November 2023
PROPIL ajik Mambo
GIANYAR, newsyess.com -
I Gusti Ngurah Ketut Winata (GNW) yang biasa dipanggil Ajik Mambo melewati lika-liku kehidupan dengan getir. Pria kelahiran 1968 asli desa Tulikup, Kecamatan Gianyar itu lahir usai tragedi berdarah 1965 kemudian disusul Gunung Agung meletus. Pria tujuh bersaudara itu mengungkapkan jika masa kecilnya kurang bahagia.
"Saat itu yang sekolah hanya kakak ketiga, saya dan adik. Dulu susah dari sekolah, dulu memilih sekolah, datang ke sekolah dan kepala sekolah memilih kami berbaris seperti nangkap bebek, dicokot," kenang Ajik Mambo, ketika ditemui newsyess.com, Selasa (7/11/2023).
Dirinya sudah dua kali mendaftar karena cara menseleksi murid menurut seleksi kepala sekolah. "Akhirnya ada SD inpres. Baru saya bisa sekolah mulai 1976, saya di SD 4Tulikup," ujar dia.
Lahir di rumah nenek, ia besar hingga tamat SMA ditanggung oleh pamannya. Karena orang tuanya tidak mampu. "Di rumah paman, kami disayang. Setelah usia 7 tahun dan masuk SD, kami dipecuti disuruh kerja keras. Waktu itu belum ada PDAM, kami disuruh ke sungai penuhi bak dapur dan kamar mandi. Sampai leher bubul, kami gendong air," jelas dia.
Setelah kelas 1 SMA, berjalan waktu, situasi maju, ada air PDAM ke rumah. "Disana lega sedikit. Saya tidak cari air lagi ke kali. Namun saya harus bekerja dan dibelikan kambing," ujar dia.
Diasuh oleh paman Gusti Ngurah Suteja, seorang mantri perawat. Berkat gemblengan paman yang disiplin, Ajik Mambo memelihara kambing. "Pulang sekolah, lihat dimana ada daun," jelasnya.
Kemudian, saat libur sekolah, diminta mencetak bata Tulikup. "Tidak ada hari santai. Kalau main tembing disuruh pulang. Di rumah disuruh berjemur. Didikan keras," ujar dia.
Tamat SMA dirinya bekerja sebagai satpam di RS Klungkung berkat bantuan dari pamannya. "Bekerja kami 2 tahun di Klungkung. Lalu tes tulis mengabdi di dinas kesehatan. Justru tes lisan kami gugur," ungkap dia. (Bersambung/Ngakan Suardika)
TAGS :
Polling Dimulai per 1 Juli 2024