Tokoh

Desa Temesi Memiliki Pengolahan Sampah TPS3R, Kesadaran Masyarakat Memilah Sampah dari Sumbernya Meningkat

 Selasa, 23 Januari 2024

TPS3R DESA TEMESI

Newsyess.com, Gianyar. 

Gianyar, Newsyess.com - Hadir sejak Agustus 2022, tempat pengolahan sampah berbasis sumber atau TPS3R Desa Temesi, mulai mendapatkan respons positif dari masyarakat. Terutama kesadaran masyarakat dalam memilih sampah di rumah tangga masing-masing dan saat ini hampir 70 persen masyarakat di Temesi mulai memliki kesadaran dalam mengolah sampahnya di rumah tangga. 
Koordinator TPS3R Desa Temesi, I Kadek Antara,  didampingi  Kades Desa Temesi  I Ketut Branyoga, SE, ketika ditemui Newsyess pada Selasa (23/1/2024) di TPS3R Temesi Gianyar, menyatakan Temesi menyadarkan masyarakat menggunakan aturan. "Saat ada pertemuan, rapat, maka kami sampaikan kepada masyarakat terkait pemilahan sampah ini," ujar dia.
Dia lebih menyadarkan ibu-ibu, karena menurutnya, kaum ibu yang kebanyakan membuang sampah. "Saat arisan, kami imbau ke masyarakat gimana caranya kurangi sampah. Ketika sudah dikurangi, memilah dari sumber, jadi yang dikirim ke TPA yang sudah terpilah, jadi residu yang terkirim ke TPA," ujar dia.
Untuk organik, diolah menjadi pupuk di TPS3R. "Sedangkan non organik kami pilah lagi. Karena bernilai ekonomis, kami manfaatkan untuk olah kembali dijual kembali," ujar dia.
Dikatakan, bahwa sesering mungkin mereka mengimbau. "Di desa Temesi, ada cara khusus, ada tekanan khusus. Kalau tidak mau pilah sampah, kami gak mau angkut sampahnya," ujar dia.
Di Temesi, angkutan sampah, Senin -Selasa - Rabu khusus organik. Kemudian, hari lainnya diangkut non organik. "Kalau ada yang melanggar, kami gak ambil. Kalau gak mau memilah, kami gak angkut, jadi rumah mereka resem sendiri, disitu shock terapi," ujar dia.
Kebijakan ini juga didukung oleh perbekel Temesi. "Pak perbekel tegas. Bahkan, ada rencana, masyarakat yang betul bandel, kami posting di media sosial kami, agar ada rasa malu. Itu jalan terakhir," jelas dia.
Dia mengajak masyarakat melakukan hal terkecil. "Sudah 80 persen yang mau melakukan pemilahan. Kami perlahan mengedukasi," ujar dia.
Selanjutnya, pupuk organik diolah menjadi kompos. Dari tiba, sampah dicacah, menjadi kompos sekitar 2,5 bulan. "Hasil kompos, diberikan kepada petani. Kalau ada yang membutuhkan, kami siap berikan. Kalau ada petani yang mengikuti organik, silahkan saja," ujar dia.
Apabila dijual, per kilo Rp 1.500. Sehingga Rp 30.000 per kampil. 
Harapan ke depan dengan adanya TPS3R Desa Temesi, agar diperhatikan oleh pemerintah. "Agar ada pembinaan lebih lanjut. Lebih berkesinambungan. Misalnya memberikan penyuluhan, karena kami belajar otodidak," ungkap dia. 
Dia mengajak bersama memelihara desa. "Biar sehat, dan nyaman," tutup dia. (Ngakan Suardika)


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024