Pendidikan

Disiplin Baru Buang Sampah Oleh ; Prof Dr Ir I GN Nitya Santhiarsa,MT

 Sabtu, 04 November 2023

Pengelolaan sampah

Newsyess.com, Denpasar. 

 

Denpasar, Newsyess.com 

Kesadaran dan perubahan pola pikir menjadi pondasi kuat untuk membentuk disiplin baru bagaimana membuang sampah untuk hidup bersih dan sehat yang berkelanjutan. 

Kesadaran bahwa menjaga kebersihan adalah pangkal hidup sehat, dan perubahan pola pikir dari memandang sampah sebagai masalah hidup menjadi suatu berkah kehidupan. 

Sampah selama ini memang merupakan sebuah masalah, bahkan masalah besar dan kompleks, yang penanganannya membutuhkan banyak sumber daya, baik itu sumber daya manusia, peralatan dan teknologi, maupun biaya dan waktu. Logikanya, makin banyak sampah yang dihasilkan, maka makin kompleks penanganannya, serta maka main besar 

Sumber daya yang diperlukan, hal ini tentu menjadi masalah yang besar pula. Jadi bagaimana caranya agar masalah ini menjadi berkah atau anugrah?

Sampah menjadi persoalan besar, intinya karena cara pandang tentang sampah yang keliru kemudian diikuti cara penanganannya juga tidak tepat. Sampah dipandang sebagai kumpulan benda yang tidak bernilai ekonomis atau bermanfaat lagi oleh pemiliknya. 

Sehingga perlu dibuang. Cara membuangnya pun gampangan saja, bisa di sembarang tempat, sembarang waktu, dan kalaupun ada tempat sampah, semua jenis sampah dibuang kesana. 

Banyak orang melakukan hal ini, kemudian berlangsung terus menerus, maka pada saatnya akan terjadi bencana sampah seperti timbulnya bau busuk, wabah penyakit, pencemaran linkungan dan pemandangan lingkungan yang kumuh dan kotor. 

Jika orang memandang sampah masih merupakan benda yang berguna, kemudian paham cara mengelompokkan jenisnya serta cara mengumpulkannya,  situasi dan kondisi yang ada tentu berbeda. 

Sudah pasti lingkungan jadi bersih dan sehat, dan sudah pasti sampah menjadi suatu keberkahan! Umumnya sampah adalah benda sisa atau rusak, bukannya tidak memiliki nilai ekonomis atau manfaat praktis. 

Namun masih memiliki hanya kadarnya sangat kecil, sehingga perlu dikelompokkan sesuai jenisnya dan dikumpulkan agar jumlahnya banyak, dengan demikian sampah tersebut mempunyai potensi nilai ekonomis yang tinggi kembali. 

Berikut ini cara praktisnya, dimulai dari pendidikan atau sosialisasi  buang sampah yang baik dan benar, butuh waktu minimal 3 bulan, ada diberikan sebuah panduan tentang klasifikasi sampah.

Mana kelompok sampah organic dan kelompok sampah anorganik, serta sifat masing-masing kelompok dan bagaimana penanganannya seperti jenis tempat sampah, kode warna kelompok, dan kapan dibuangnya.

Pada saat yang sama, Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan yang tegas tentang Kewajiban Buang Sampah, seperti mencakup; setiap orang wajib pilah jenis sampah sebelum membuang ke tempat sampah, wajib menyediakan minimal dua jenis tempat dan kantong sampah yaitu untuk organic dan anorganik. 

Misal organic diberi warna hijau , dan anorganik merah, untuk jadwal buang sampah keluar dari rumah, sampah organic bisa setiap hari, kecuali Rabu atau Kamis, khusus untuk sampah anorganik. 

Bagi yang melanggar peraturan, dikenakan hukuman denda yang besarnya sesuai frekeunsi pelanggaran. Pada kawasan public, penyediaan sarana tempat sampah dan angkutnya, sepenuhnya menjadi yanggung jawab Pemerintah Daerah. 

Maksud dan tujuan konsep pemikiran ini adalah menyiapkan kemampuan masyarakat untuk menangani sampah secara bijak dan mandiri, sehingga sampah bukan lagi masalah tapi merupakan berkah atau anugrah. 

Pola dan disiplin buang sampah ini akan diikuti dengan Gerakan Ekonomi Sirkular dengan produk daur ulang sampah, baik sampah organic maupun anorganik.  Tentang hal ini akan dibahas pada seri tulisan berikutnya.


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024