BANGLI | Newsyess.com - 16 Maret 2025 – Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Susut Kaja menegaskan perannya sebagai pilar utama perekonomian dan pembangunan desa adat dalam Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Tahun Buku 2024. Dalam acara yang berlangsung di Wantilan Desa Adat Susut Kaja, Minggu (16/3), sekaligus diselenggarakan Gebyar LPD 2025 dengan kegiatan Jalan Sehat dan berbagai hiburan yang diikuti ratusan masyarakat.

Sebagai lembaga keuangan berbasis adat, LPD Desa Adat Susut Kaja sejak berdiri pada 1990 dengan SK No. 191 Tahun 1990, telah menunjukkan kiprah luar biasa dalam mendukung pembangunan desa adat dan meningkatkan kesejahteraan warga. Dalam perjalanannya, LPD tidak hanya menjadi sumber permodalan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi penyokong utama pembangunan desa melalui berbagai bentuk kontribusi ke desa adat.

LPD, "Labu Pertama" bagi Desa Adat

Bendesa Adat Susut Kaja, Anak Agung Oka Winata, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas LPD, menegaskan bahwa peran LPD dalam desa adat sangat fundamental. Ia menyebut LPD sebagai "labu pertama", yang artinya menjadi sumber utama penghidupan dan pembangunan desa adat.

"Jika dulu masyarakat menggantungkan penghidupan dari hasil pertanian dan ladang tegalan yang hasilnya tak seberapa, kini LPD hadir sebagai sumber ekonomi yang nyata. Keberadaannya telah banyak membantu desa, baik dalam pembangunan fisik, pemberdayaan masyarakat, hingga kegiatan adat," ujarnya.

Sejak 1999 hingga 2024, LPD telah menyalurkan dana pembangunan dan pemberdayaan desa adat sebesar Rp 2,4 miliar, yang digunakan untuk berbagai kebutuhan desa, termasuk bantuan kepada pemangku adat, BPJS warga, hingga mendukung usaha kecil dan kegiatan sosial masyarakat.

Kinerja LPD 2024: Bertahan dan Tetap Memberi Kontribusi

Meskipun masih menghadapi dampak pandemi dan persaingan dengan lembaga keuangan lain, LPD Desa Adat Susut Kaja tetap menunjukkan performa yang positif.

???? Total aset 2024: Rp 24,6 miliar
???? Laba bersih 2024: Rp 413.384.375
???? Kontribusi ke desa adat: Rp 82.676.875 (20% dari laba) untuk dana pembangunan dan pemberdayaan desa adat

Keberhasilan ini, menurut Anak Agung Oka Winata, tidak lepas dari dukungan penuh masyarakat serta komitmen pengelola dalam menjaga kepercayaan dan transparansi dalam pengelolaan keuangan desa adat.

"Kami bersyukur karena masyarakat tetap mendukung LPD. Walaupun ada tantangan, kami bisa mengatasinya dan terus menjaga kepercayaan warga. Harapan kami, LPD ini tetap lestari dan semakin maju, sehingga dapat terus menjadi kekuatan ekonomi utama bagi desa adat," tambahnya.

Gebyar LPD 2025: Jalan Sehat hingga Hiburan Warga

Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-35 LPD Desa Adat Susut Kaja, Gebyar LPD 2025 digelar dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

✨ Jalan Sehat & Senam Sehat: Mengawali kegiatan pagi hari dengan semangat kebersamaan dan kesehatan.
✨ Pembagian Komparte Gratis: Sebagai bentuk apresiasi bagi seluruh warga Susut Kaja.
✨ Pentas Seni Anak-Anak: Menampilkan talenta dari TK dan SD setempat.
✨ Lomba-Lomba SD: Menumbuhkan kreativitas dan kebersamaan di kalangan anak-anak.
✨ Hiburan Rakyat: Menyajikan berbagai pertunjukan seni dan budaya.
✨ Laporan Gebyar & Pembagian Hadiah: Menutup rangkaian acara dengan apresiasi bagi masyarakat.

Harapan ke Depan: LPD yang Semakin Kuat dan Dicintai Masyarakat

Di usianya yang ke-35 tahun, LPD Desa Adat Susut Kaja semakin memantapkan perannya sebagai lembaga keuangan desa adat yang kokoh dan terpercaya. Harapan ke depan, LPD dapat terus berkembang dengan menghadirkan inovasi layanan kredit yang lebih fleksibel serta memperluas manfaatnya bagi masyarakat.

"Masyarakat harus tetap menjaga dan mendukung LPD ini, karena keberlangsungannya sangat penting bagi desa adat. Dengan sinergi yang baik antara LPD dan warga, kita bisa membangun ekonomi desa yang lebih kuat dan sejahtera," tutup Anak Agung Oka Winata.

LPD Desa Adat Susut Kaja, 35 Tahun Membangun Desa dan Kesejahteraan Warga

Dengan fondasi kepercayaan dan kebersamaan, LPD Desa Adat Susut Kaja akan terus berperan sebagai kekuatan utama dalam pembangunan desa adat. Bukan sekadar lembaga keuangan, tetapi juga simbol kemandirian dan keberdayaan desa adat dalam menghadapi tantangan zaman. (TimNewsyess)