News

LPD Desa Adat Timpag Bangun Krematorium "Marga Sunia" untuk Ngaben Dadakan dengan Biaya Rp 25 Juta

 Kamis, 06 Februari 2025

Lpd desa adat TIMPAG

Newsyess.com, Badung. 

Tabanan, Newsyess.com – Dalam upaya memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan upacara ngaben, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Timpag berencana membangun krematorium bernama "Marga Sunia". Proyek ini akan menjadi fasilitas kremasi modern berbasis adat yang memungkinkan prosesi ngaben dadakan dengan biaya yang lebih terjangkau, diperkirakan sekitar Rp 25 juta per upacara.

Rencana pembangunan krematorium ini disampaikan langsung oleh Pemucuk LPD Desa Adat Timpag, I Gusti Komang Sukarsana, saat ditemui Newsyess pada Kamis, 6 Februari 2025 di kantor LPD setempat. Menurutnya, ide ini muncul dari kebutuhan masyarakat yang sering kali mengalami kesulitan dalam melaksanakan ngaben secara tradisional, baik dari segi biaya maupun persiapan waktu.

Dukungan Lahan dan Investasi dari LPD
Dalam proyek ini, LPD Desa Adat Timpag telah menyiapkan lahan seluas 5 hektare yang akan digunakan sebagai lokasi krematorium. Dari total luas lahan tersebut, sekitar 50 hingga 100  akan difungsikan sebagai area kremasi. Selain itu, LPD juga mengalokasikan dana awal sebesar Rp 2 miliar untuk pembangunan, termasuk pembelian ambulans tambahan sebanyak 2 hingga 3 unit guna mendukung operasional layanan.

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat tidak lagi harus mengeluarkan biaya besar untuk ngaben. Jika dilakukan di rumah, biayanya bisa mencapai Rp 40 hingga 50 juta, bahkan lebih. Dengan adanya krematorium ini, kami bisa menekan biaya hingga maksimal Rp 30 juta untuk seluruh rangkaian upacara," ujar Sukarsana.

Model Pembiayaan dan Kepemilikan Saham oleh Masyarakat
Untuk mendukung pendanaan proyek ini, LPD juga membuka peluang investasi bagi masyarakat dalam bentuk saham krematorium. Harga per saham ditetapkan sebesar Rp 10 juta, namun LPD mempertimbangkan opsi untuk menurunkannya menjadi Rp 5 juta agar lebih terjangkau bagi warga.

“Masyarakat Timpag khususnya yang kami prioritaskan untuk memiliki saham ini. Dengan sistem ini, keuntungan yang dihasilkan bisa kembali kepada masyarakat dalam bentuk dividen. Target kami, dalam lima tahun ke depan, investasi ini sudah bisa balik modal,” jelasnya.

Mekanisme Ngaben dan Peran Banjar
Pembangunan krematorium ini juga akan melibatkan 9 banjar yang ada di Desa Adat Timpag. Setiap banjar akan memiliki peran dalam proses ngaben, mulai dari pengiriman jenazah, penyediaan perlengkapan upacara, hingga prosesi kremasi. Selain itu, masyarakat tidak perlu repot membawa jenazah ke luar daerah karena semua layanan tersedia di dalam desa.

Sukarsana menegaskan bahwa krematorium ini bukan satu-satunya pilihan. Jika ada warga yang ingin tetap melaksanakan ngaben masal atau tradisional di rumah, mereka tetap diperbolehkan. Namun, bagi yang ingin prosesi lebih cepat dan efisien, krematorium bisa menjadi solusi.

“Kami tidak memaksa masyarakat untuk menggunakan layanan ini. Tetapi bagi mereka yang ingin lebih praktis, pilihan ini tersedia,” tambahnya.

Rencana Jangka Panjang: Rumah Duka untuk Komunitas Tionghoa
Selain krematorium, LPD juga tengah menjajaki peluang untuk membangun rumah duka bagi komunitas Tionghoa di kawasan Tamanan. Hal ini muncul setelah adanya komunikasi dengan beberapa pihak yang membutuhkan lokasi pemakaman dan rumah duka yang lebih representatif.

“Jika ada kesepakatan, kami siap membangun fasilitas rumah duka yang mirip dengan yang ada di Jalan Kargo dan Kertas Semadi,” katanya.

Harapan untuk Masyarakat
Dengan adanya Krematorium Marga Sunia, LPD Desa Adat Timpag berharap bisa membantu meringankan beban masyarakat dalam melaksanakan ngaben, baik dari segi biaya, waktu, maupun tenaga. Selain itu, proyek ini juga diharapkan bisa menjadi sumber pemasukan baru bagi desa, yang nantinya akan kembali ke masyarakat dalam bentuk keuntungan bersama.

“Kami hanya meminta dukungan penuh dari masyarakat agar proyek ini bisa berjalan sukses. Ini adalah fasilitas untuk kepentingan bersama, bukan hanya bagi satu atau dua orang,” pungkasnya.

Pembangunan krematorium di Desa Adat Timpag adalah langkah inovatif yang menggabungkan adat, efisiensi, dan ekonomi. Dengan biaya yang lebih terjangkau dan sistem pengelolaan berbasis desa, proyek ini tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal. 

Kini, warga Desa Adat Timpag tidak perlu lagi pergi jauh atau menghabiskan biaya besar untuk melaksanakan upacara ngaben. Cukup di desa sendiri, dengan fasilitas yang lengkap dan tetap menjaga nilai-nilai adat yang luhur. (TimNewsyess)


TAGS :