News
Pemerintah Buleleng Paparkan Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan Periode 2025-2030
Sabtu, 12 Oktober 2024
Pemerintah Buleleng Paparkan Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan Periode 2025-2030
Buleleng, Newsyess.com – Pemerintah Kabupaten Buleleng mengambil langkah strategis dalam pengembangan sektor pariwisata melalui penyampaian proposal dan pemaparan awal Naskah Akademik Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Buleleng untuk periode 2025-2030. Acara ini berlangsung pada Jumat (11/10) pagi, di ruang rapat Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, S.Sos., M.Si, beserta jajarannya, termasuk para pejabat seperti Kabid Destinasi, Adyatama Kepariwisataan, dan Ekonomi Kreatif, serta sejumlah pemangku kepentingan dari sektor pariwisata Buleleng.
Fokus pada Pariwisata Berkelanjutan
Pertemuan ini bertujuan untuk merumuskan strategi dan kebijakan dalam pengembangan pariwisata yang tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga berorientasi pada pariwisata berkelanjutan. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi pemetaan destinasi unggulan, pengembangan infrastruktur pendukung, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pariwisata.
Dalam sambutannya, Gede Dody Sukma Oktiva Askara menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap aspek pembangunan pariwisata. “Pengembangan pariwisata di Buleleng tidak boleh hanya bertumpu pada peningkatan ekonomi semata. Kita harus menjaga keseimbangan dengan kelestarian budaya dan lingkungan. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga Bali, khususnya Buleleng, sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan dan tetap mempertahankan keasliannya,” ujar Dody.
Tantangan dan Strategi Pengembangan
Rapat juga menggarisbawahi beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengelola pariwisata di Buleleng. Salah satu isu penting yang diangkat adalah kurangnya infrastruktur pendukung, seperti jalan menuju destinasi wisata dan fasilitas umum lainnya, yang dinilai belum memadai untuk mendukung pertumbuhan pariwisata yang optimal. Di samping itu, tantangan dalam konservasi lingkungan menjadi sorotan, mengingat Buleleng memiliki kawasan wisata alam yang kaya akan biodiversitas, yang rentan terhadap kerusakan jika tidak dikelola dengan baik.
Untuk mengatasi tantangan ini, tim dari Dinas Pariwisata mengusulkan beberapa solusi, di antaranya adalah perbaikan dan pembangunan infrastruktur pariwisata berbasis pada standar berkelanjutan. Selain itu, disepakati bahwa peningkatan kapasitas SDM menjadi prioritas, terutama dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal untuk mendukung sektor pariwisata dan menciptakan produk-produk ekonomi kreatif yang bernilai tambah tinggi.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
RIPPARKAB Buleleng 2025-2030 diharapkan menjadi pedoman utama bagi seluruh pihak terkait dalam menjalankan program-program pembangunan pariwisata di Buleleng. Dody menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat setempat untuk memastikan setiap rencana dan kebijakan yang disusun dapat dijalankan dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak.
"Kami berharap, dengan adanya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, pariwisata di Buleleng bisa berkembang secara inklusif, memberi dampak positif bagi semua sektor, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan," ujar Dody.
Menjaga Keaslian Budaya dan Lingkungan
Selain pengembangan destinasi baru, rapat juga menegaskan pentingnya melestarikan budaya lokal sebagai daya tarik utama pariwisata di Buleleng. “Buleleng memiliki kekayaan budaya yang unik, dan itu menjadi kekuatan kita. Pariwisata tidak hanya soal bangunan megah atau fasilitas modern, tetapi juga bagaimana kita menjaga tradisi dan kearifan lokal yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan,” tambahnya.
Dispar Buleleng berkomitmen bahwa setiap pengembangan destinasi akan dilakukan dengan tetap mempertahankan keaslian budaya dan kelestarian lingkungan. Ini termasuk menjaga area wisata alam seperti Air Terjun Gitgit, Pantai Lovina, dan Danau Buyan, agar tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Penguatan Posisi Buleleng Sebagai Destinasi Unggulan
Output dari rapat ini akan menjadi landasan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan strategis dalam rangka memperkuat posisi Buleleng sebagai destinasi wisata unggulan di Bali. Dody berharap, dengan perencanaan yang matang, Buleleng tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga sebagai contoh dalam penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.
Penyusunan RIPPARKAB ini juga diproyeksikan sebagai dasar bagi peningkatan promosi pariwisata Buleleng di pasar nasional dan internasional, serta memperkuat daya saingnya dalam menghadapi perubahan tren pariwisata global yang semakin mengutamakan destinasi ramah lingkungan dan berbasis pengalaman budaya.
Dengan pengembangan yang terarah dan berkesinambungan, Kabupaten Buleleng diharapkan dapat terus mengoptimalkan potensi pariwisatanya tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya dan alam yang telah menjadi identitasnya selama ini.(TimNewsyess)
TAGS :