Desa Adat

Sejarah Adiluhung Siat Api Desa Adat Duda, Tradisi Sakral Penolak Bala

 Selasa, 04 Maret 2025

Sejarah siat api desa adat duda

Newsyess.com, Karangasem. 

Karangasem | Newsyess.com - 4 Maret 2025 – Di balik gemerlap atraksi budaya, terdapat warisan leluhur yang mengandung makna spiritual mendalam. Salah satunya adalah Siat Api, tradisi unik yang hanya bisa ditemukan di Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

Siat Api bukan sekadar tontonan. Ini adalah ritual sakral penolak bala, sebuah upacara adat yang dipercaya dapat membersihkan desa dari energi negatif dan malapetaka. Bendesa Adat Duda, I Komang Sujana, S.Ag, menjelaskan bahwa tradisi ini telah ada sejak zaman leluhur, meskipun sempat terhenti akibat erupsi dahsyat Gunung Agung tahun 1963.

"Siat Api ini adalah bagian dari upacara desa yang disebut ‘Aci’, sebagai bentuk penyucian sebelum upacara besar desa digelar. Sayangnya, setelah erupsi Gunung Agung, tradisi ini sempat terhenti selama puluhan tahun, hingga akhirnya kami hidupkan kembali pada 2014-2016," ungkapnya saat ditemui Newsyess pada Selasa, 4 Maret 2025.

Sejak dihidupkan kembali, Siat Api terbukti membawa berkah bagi masyarakat Desa Adat Duda. Menurut I Komang Sujana, sebelum tradisi ini kembali dilaksanakan, desa sering mengalami bencana seperti tanah longsor, hujan angin, hingga kecelakaan tragis. Namun, setelah ritual ini kembali berjalan, masyarakat mulai merasakan perubahan yang lebih baik.

"Astungkara, setelah Siat Api kembali digelar, desa kami lebih tenteram. Secara sekala (dunia nyata) dan niskala (spiritual), tradisi ini telah menjaga keseimbangan desa kami," tambahnya.

Sebagai bagian dari upacara Matek-tek Pros dan Metabuen, Siat Api berfungsi sebagai penyucian spiritual dan pelepasan energi negatif. Para peserta, yang sebagian besar adalah pecalang dan pemuda desa, akan berperang menggunakan nyala api dari pelepah kelapa kering. Uniknya, tak ada satu pun peserta yang mengalami luka bakar selama ritual ini berlangsung.

"Ini adalah bukti keajaiban leluhur. Jika dijalankan dengan hati tulus dan tanpa ragu, api tak akan melukai. Namun, jika ada keraguan atau kemarahan dalam hati, api akan membakar mereka yang tidak siap," jelasnya.

Kini, tradisi Siat Api tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga daya tarik wisata spiritual yang diminati wisatawan lokal maupun mancanegara. Pemerintah desa pun terus berupaya melestarikan dan memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda, agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap hidup sepanjang zaman. (TimNewsyess)


TAGS :