Tokoh

Anggota DPRD Gianyar, I Made Budiasa: Mendukung Kebijakan Busana Adat Bali, Menguatkan Identitas Budaya dan Mendorong Ekonomi Lokal

 Selasa, 17 September 2024

Anggota DPRD gianyar made budiasa

Newsyess.com, Gianyar. 

 

Gianyar, Newsyess.com – Di tengah pesatnya globalisasi, Bali terus memperkuat identitas budaya dan ekonominya. Di bawah kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster, kebijakan penggunaan busana adat Bali menjadi salah satu langkah strategis dalam menjaga warisan leluhur. Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 yang mengatur penggunaan busana adat setiap hari Kamis, hari Purnama, Tilem, dan hari-hari penting lainnya, menjadi simbol penting dalam memperkuat karakter masyarakat Bali.

Politikus PDI Perjuangan, I Made Budiasa, M.Si, yang kini duduk sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Gianyar dari Dapil Ubud, mendukung penuh kebijakan ini. Menurutnya, penggunaan busana adat Bali tidak hanya menghidupkan kembali semangat budaya lokal, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian masyarakat Bali.

Budaya dan Ekonomi Tumbuh Bersama

Budiasa, yang duduk di Komisi II DPRD Gianyar, menegaskan bahwa kebijakan ini telah memberikan angin segar bagi pelaku industri kreatif, terutama di sektor busana adat dan kerajinan tradisional. "Kebijakan ini bukan hanya soal pakaian, tapi soal menjaga jati diri kita sebagai orang Bali. Selain itu, dampak ekonominya sangat nyata, terutama bagi pengrajin kain tradisional seperti endek dan songket. Mereka merasakan peningkatan produksi yang signifikan," ujar Budiasa.

Ia menambahkan bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta industri kecil menengah (IKM) di Bali mendapatkan manfaat langsung dari kebijakan ini. Para pengrajin dan pedagang kain tradisional mengalami peningkatan permintaan, yang berimbas pada peningkatan pendapatan mereka. “Ini adalah bukti bahwa kebijakan yang berlandaskan budaya bisa mendorong perekonomian lokal," tambah Budiasa.

Menanamkan Nilai Luhur pada Generasi Muda

Selain berdampak pada ekonomi, Budiasa juga menyoroti pentingnya kebijakan ini dalam menanamkan nilai-nilai budaya pada generasi muda. "Dengan kebijakan ini, anak-anak muda Bali belajar menghargai dan melestarikan warisan leluhur mereka. Mereka tumbuh dengan rasa bangga terhadap identitas budaya Bali yang kuat, di tengah gempuran budaya asing," jelas Budiasa.

Di sekolah-sekolah, siswa sudah terbiasa mengenakan busana adat setiap hari Kamis. Hal ini, menurut Budiasa, adalah langkah besar dalam membentuk karakter generasi penerus yang mencintai budaya lokal sekaligus siap menghadapi tantangan global.

Simbol Kekuatan Budaya di Era Modern

Made Budiasa meyakini bahwa kebijakan busana adat Bali ini adalah simbol kekuatan spiritual dan budaya Bali di tengah arus modernisasi. "Bali harus tetap menjadi Bali, dengan segala kekayaan budayanya. Identitas budaya kita adalah kekuatan yang tidak boleh hilang. Dengan menjaga tradisi seperti ini, Bali akan tetap kuat menghadapi masa depan," pungkas Budiasa.

Budiasa berharap kebijakan ini terus didukung oleh seluruh masyarakat Bali. Baginya, kebijakan ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga membangun masyarakat Bali yang sejahtera, dengan keseimbangan antara aspek fisik dan spiritual sebagaimana yang diusung dalam visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” oleh Gubernur Wayan Koster.

Kebijakan penggunaan busana adat Bali telah berhasil menghubungkan dua dunia, antara pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal. Made Budiasa, sebagai salah satu tokoh politik Bali, melihat bahwa kebijakan ini harus terus didorong dan didukung oleh semua pihak. Dengan busana adat sebagai simbol kebanggaan, Bali mampu mempertahankan identitasnya sambil bergerak maju dalam era modernisasi. Bali, dengan segala keindahan dan budayanya, tetap teguh berdiri sebagai pulau yang penuh dengan spiritualitas dan keseimbangan.(TimNewsyess)


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024