Tokoh
Arsha Rupa Gairahkan Pameran “Ngapti Urip Wanarawana” di Monkey Forest: Langkah Kecil, Gema Besar Seni Rupa Bali
Minggu, 06 April 2025
Seniman asal Buruan Nyoman Arjawa
Ubud | Newsyess.com – Semangat pelestarian seni dan budaya kembali berdenyut di jantung Ubud lewat pameran “Ngapti Urip Wanarawana” yang digelar di Monkey Forest Ubud, Gianyar, dari 6 April hingga 6 Mei 2025. Pameran ini tidak hanya menjadi ruang ekspresi para seniman, tetapi juga momentum penting bagi komunitas seni rupa seperti Arsha Rupa untuk menghidupkan kembali kesadaran akan pentingnya seni sebagai bagian dari kehidupan.
Salah satu perwakilan komunitas Arsha Rupa, I Nyoman Arjawa, seniman asal Buruan, Gianyar, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan pameran ini yang menurutnya sangat positif dan inspiratif.
“Sebagai bagian dari Arsha Rupa, kami berupaya memperkuat identitas Bali lewat langkah-langkah kecil melalui seni rupa. Komunitas kami tidak hanya dari satu daerah, tapi beranggotakan seniman dari Jembrana, Bangli, Denpasar, Tabanan, bahkan luar Bali,” ungkapnya.
Komunitas Arsha Rupa sendiri terdiri dari 32 seniman aktif yang rutin menggelar pameran nomaden berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain untuk membangun apresiasi masyarakat terhadap seni rupa. Dalam pameran kali ini, beberapa karya bahkan telah terjual sebelum pameran resmi dibuka.
“Ini menandakan bahwa antusiasme dan ketertarikan terhadap seni rupa masih tinggi, baik dari masyarakat lokal, wisatawan domestik, maupun mancanegara,” tambahnya.
Lebih dari sekadar ajang unjuk karya, Arjawa menilai pameran ini sebagai sarana pemantik semangat berkarya bagi para seniman. “Semoga kegiatan ini membuka hati para seniman untuk terus berkarya. Karena dalam kitab-kitab kebijaksanaan pun disebutkan bahwa orang bijak adalah mereka yang bekerja, bukan yang berpangku tangan,” katanya penuh makna.
Ia juga menegaskan bahwa pameran ini bukan akhir dari perjalanan Arsha Rupa. Setelah Monkey Forest, mereka berencana melanjutkan pameran ke lokasi berikutnya, salah satunya di Kemenuh, di resto milik seniman senior, Pak Mataram, dalam upaya menjaga kontinuitas dan kesinambungan gerakan seni rupa di Bali.
Terkait dukungan pemerintah, Arjawa menyuarakan harapannya agar ada perhatian yang lebih serius, baik dari pemerintah daerah maupun pusat.
“Selama ini, alokasi anggaran untuk seni dan budaya masih sangat terbatas. Kami berharap pemerintah bisa membuka mata dan hati, karena apa yang kami tunjukkan lewat seni adalah bagian dari jati diri bangsa,” jelasnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan pesan kepada para pemangku kebijakan, khususnya wakil rakyat di DPR RI maupun DPRD. “Kalau semua anggota dewan peduli terhadap seni dan budaya, seharusnya mereka hadir, menyapa, dan memberi dukungan, minimal dalam bentuk apresiasi.”
Mengakhiri pernyataannya, Arjawa memberi semangat bagi para seniman untuk terus bergerak maju. “Untuk rekan-rekan seniman, mari jangan surut berkarya. Tingkatkan kredibilitas dan kualitas karya demi menuju kesejahteraan bersama dan menjadi seniman yang tidak hanya menginspirasi, tapi juga berguna bagi masyarakat.”
Dengan kolaborasi antar komunitas, semangat berkarya, dan dukungan publik yang terus tumbuh, “Ngapti Urip Wanarawana” membuktikan bahwa seni adalah denyut kehidupan yang mampu menyatukan jiwa manusia dengan alam dan sesama. (Tim Newsyess)
TAGS :