Bangli, Newsyess.com - 
Untuk mengatasi kesulitan persoalan biaya pendidikan bagi masyarakat baik tingkat SMP, SMU dan Perguruan Tinggi, LPD Desa Adat luncurkan tabungan bulanan bernama Tabungan Biaya Sekolah (Tabka). Setoran paling kecil mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 500 ribu dengan jangka waktu 1 sampai 5 tahun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat partisipasi krama dan kepercayaan krama Cempaga semakin meningkat. 
Pemucuk LPD Desa Adat Cempaga, I Wayan Sukasana, ketika ditemui Newsyes pada, Jumat 29/9/2023 dikantor LPD Cempaga Bangli, menyatakan banyak orang tua saat menyekolahkan anak tidak punya uang. "Justru itu, maka perlu ada program tabungan sekolah. LPD hadir memberikan solusi untuk sekolah," ujar dia.
Simpanan terkecil Rp 20 ribu sebulan. "Tergantung, kalau mohon 6 tahun, atau 9 tahun. Uangnya bisa bunga berbunga," ujar dia.
Meski ada waktu tahunan, tetap diberikan kebijakan kapan akan ditarik. Di desa adat Cempaga sendiri sudah ada 162 siswa yang ikut Tabka. Namun, jumlah siswa di sekolah yang ada di Cempaga sebanyak 500-an siswa. Diakui, belum semua siswa ikut tabungan Tabka. "Makanya ini yang perlu diedukasi," jelasnya.
Apabila semua siswa ikut, dananya yang terkumpul akan luar biasa. "Guru sudah kami datangi agar siswa menabung," jelas dia.
Dikatakannya, selan Tabka, LPD juga bisa menerima tabungan skala kecil dan tetap dilayani. "Mau menabung Rp 5 ribu oke, Rp 10 ribu juga kami oke," jelas dia.
Diterangkannya, dana tabungan sekolah itu bisa digunakan membeli seragam sekolah hingga sepatu. "Kami berikan solusi, dengan menabung konsisten Rp 50 ribu, lumayan sekali, belum bunga berbunga," ungkap dia.
Dia optimis Tabka bisa diterima oleh Krama. "Ada satu sekolah sudah siap. Namun sekolah lain alasannya diarahkan menabung di BPD," ungkap dia.
Dia menjelaskan bahwa Bank BPD dan LPD sama saja. "Apalagi kami LPD sudah naik perda," ujar dia.
Dia meyakinkan, Tabka ini bisa membantu siswa melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. "Masuk SMP butuh biaya, minimal seragam satu jutaan. Memang bisa pakai pakaian dari rumah, khawatir minder anaknya, makanya ini solusi," ujar dia.
Dia berharap, prajuru adat bisa mengarahkan krama menabung di LPD Cempaga. "Kalau pas panen, ingat menabung. Tidak boleh anak putus sekolah," tutup dia. (Ngakan Suardika)