News

Bertani Organik Tidaklah Mahal, Desa Sidan sudah Menerapkan Selama 2 tahun dengan Hasil Padi Lebih Banyak dan Cocok untuk Kesehatan

 Sabtu, 29 Juli 2023

Pertanian organik

Newsyess.com, Gianyar. 

 

Gianyar, Newsyess.com -
Kembali ke konsep alam yang alami. Itulah yang diterapkan oleh Desa Sidan lewat produk unggulan berupa pertanian organik dengan luas tanam hingga 40 hektare. Salah satu ketua kelompok tani pertanian organik Desa Sidan, I Wayan Kaler Sudira, ketika ditemui pada Sabtu, 29/7/2023 di Desa Sidan, menyatakan pertanian organik adalah pertanian termurah. "Kita kembali ke pertanian tradisional," ujar dia.
Pertanian organik, dari rabuk hingga obat, dibuat sendiri dari bahan alam. "Misal bongkol pisang biu batu, kandungan kalium tinggi. Itu dicampur kelor dan didiamkan 2 Minggu, itu sudah menjadi pupuk organik cair," jelasnya.
Selanjutnya, aplikasi disemprot pada tanaman. Pupuk buatan itu untuk merangsang masa pertumbuhan.
Di desa Sidan, menggunakan pola mikro organik lokal. Kini, dengan luas tanam 50 are, butuh 5 kg gedebong, 1 kg gula merah dan kelor. Bahan itu dicincang dan dicampur kemudian ditambah bakteri yang bisa dibeli di toko tanaman. "Kalau olah sendiri, itu tanpa biaya," jelasnya.
Selain itu, bisa digunakan kotoran sapi yang didiamkan selama 2 Minggu. 
Untuk hasilnya, hampir sama, namun harga besar berbeda. Justru hasil organik sesuai harga pasar, yakni Rp 22 ribu per kilo beras. "Lebih mahal karena organik dan baik untuk kesehatan," jelasnya.
Nasi yang dihasilkan kulen dan empuk. "Beras organik tanpa residu. Kalau beras kimia, masih ada residu, itu kan racun," jelasnya.
Dia berharap, masyarakat kembali ke pola tradisional. "Alam menjadi subur, tanah tidak keras dan asam karena kimia berlebihan," jelasnya.
Dengan organik, ekosistem di sawah kembali hidup. Misalnya cacing, kakul, lindung dan hewan lainnya kembali muncul. Di Sidan, sejak menerapkan organik, mulai tumbuh ekosistem sawah. (Ngakan Suardika)


TAGS :