Tokoh

Dari Nol Hingga Rp 18 Miliar: Perjalanan 35 Tahun I Nyoman Sudarka Mengabdi di LPD Desa Adat Perean

 Kamis, 30 Januari 2025

Made Sudarka pemucuk lpd Perean

Newsyess.com, Tabanan. 

Tabanan, Newsyess.com – Dedikasi, loyalitas, dan kejujuran. Itulah tiga pilar utama yang dipegang teguh oleh I Nyoman Sudarka, Pemucuk LPD Desa Adat Perean, Kabupaten Tabanan. Pria yang telah mengabdikan dirinya selama 35 tahun ini bukan hanya menyaksikan, tetapi juga menjadi arsitek utama perjalanan LPD dari aset kecil hingga kini mencapai Rp 18 miliar dan memiliki gedung baru yang megah.

Ketika ditemui di kantor LPD Perean pada Kamis, 30 Januari 2025, Sudarka mengenang kembali awal perjalanannya. Ia mulai bekerja di LPD pada 1998-1999 sebagai staf pembukuan sebelum akhirnya dipercaya menjadi Pemucuk LPD pada tahun 2005. Saat itu, aset LPD hanya berkisar Rp 4–5 miliar.

"Saya awali dari nol, dari modal Rp 2 juta saja. Dan gaji saat itu cuman Rp. 5.000 selama beberapa bulan, hingga Saat dipercaya menjadi Ketua LPD tahun 2005, asetnya baru sekitar Rp 4–5 miliar. Kini, setelah 35 tahun, LPD ini telah berkembang pesat hingga mencapai Rp 18 miliar. Itu kebanggaan terbesar saya," ungkapnya penuh haru.

Membangun dengan Kepercayaan dan Komitmen
Keberhasilan ini tentu bukan diraih dengan mudah. Berbagai rintangan harus dihadapi, termasuk kritik dan tekanan dari berbagai pihak. Namun, Sudarka meyakini bahwa kunci utama dalam membangun kepercayaan masyarakat adalah kerja sama, kejujuran, dan komitmen yang kuat.

"Kami selalu berusaha membangun hubungan baik dengan masyarakat, berkomitmen dengan tim, serta menjaga kepercayaan. Tidak ada jalan pintas dalam membangun LPD. Semua butuh proses panjang," katanya.

Ia juga menekankan bahwa menjaga integritas dalam mengelola dana masyarakat adalah hal yang paling utama. Menurutnya, dalam dunia keuangan, godaan untuk menyalahgunakan dana selalu ada, namun ia selalu menanamkan prinsip dalam dirinya dan timnya untuk tidak menyentuh uang masyarakat.

"Godaan itu selalu ada. Tapi saya selalu ingatkan diri sendiri dan staf bahwa uang di LPD bukan milik kita. Kita hanya dipercaya untuk mengelolanya," tegasnya.

Suka dan Duka: Dimarahi hingga Dicintai
Selama lebih dari tiga dekade mengabdikan diri, Sudarka telah mengalami berbagai suka dan duka. Salah satu tantangan terberatnya adalah menghadapi nasabah yang enggan membayar pinjaman.

"Dulu saya sering dimarahi masyarakat saat menagih pinjaman. Ada yang marah-marah, ada yang menghindar. Tapi setelah diberi pemahaman, akhirnya mereka tetap membayar," kenangnya.

Namun, di balik berbagai tantangan, ada juga kebanggaan yang ia rasakan. Menurutnya, salah satu pencapaian terbesar adalah ketika ia berhasil membawa LPD memiliki gedung sendiri dan memperkuat sistem digitalisasi dalam pengelolaan keuangan.

"Dulu LPD ini hanya bangunan sederhana. Sekarang sudah punya gedung sendiri dan tenaga IT. Itu salah satu pencapaian besar yang saya syukuri," ucapnya dengan senyum bangga.

Pesan untuk Generasi Penerus LPD
Kini, di usianya yang memasuki 65-an tahun, Sudarka mulai memikirkan regenerasi. Ia berharap generasi penerus yang akan melanjutkan kepemimpinannya bisa menjaga integritas dan terus mengembangkan LPD.

"Pesan saya untuk anak-anak muda yang akan melanjutkan LPD ini: jalankan dengan hati nurani, jujur, dan jangan tergoda untuk menyalahgunakan dana masyarakat. Kalau kita bekerja dengan niat baik, pasti hasilnya baik juga," pesannya penuh makna.

Saat ditanya hingga kapan ia akan terus mengabdi di LPD, Sudarka menjawab dengan bijak, "Saya akan terus mengabdi selama masih dibutuhkan oleh masyarakat. Tapi kalau sudah tidak kuat, ya kita mundur. Yang penting, LPD ini tetap berjalan dan berkembang," tutupnya.

Dengan semangat pengabdian tanpa pamrih selama 35 tahun, perjalanan I Nyoman Sudarka di LPD Desa Adat Perean adalah bukti nyata bahwa dengan komitmen, kerja keras, dan kejujuran, sesuatu yang kecil bisa berkembang menjadi besar dan bermanfaat bagi banyak orang. (TimNewsyess)


TAGS :