Desa Adat
Festival Air Suwat ke-10: Merayakan Tradisi, Kebersamaan, dan Nilai Luhur di Desa Adat Suwat
Senin, 30 Desember 2024
Fass ke-10 resmi di bukak
Gianyar | Newsyess.com – Desa Adat Suwat kembali menggelar Festival Air Suwat (FAS) yang ke-10, sebuah perayaan tradisi yang mengedepankan nilai-nilai luhur budaya Bali. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini dimulai pada 30 Desember 2024 dan menjadi momen bersejarah bagi masyarakat desa. Dengan tema “Membangun Kebersamaan melalui Nilai Tradisional”, festival ini mencakup tiga agenda utama: Perang Lumpur, Mendaktifnya, dan Perang Air.
Jro Bendesa Ada Suwat, Ngakan Putu Sudibya, ST,ketika di temui Newsyess menyatakan bahwa Festival Air Suwat bukan sekadar hiburan, melainkan wujud nyata pelestarian budaya lokal. “Festival ini adalah ikon kami, semangat kami, dan bagian dari aura Desa Suwat. Perang Lumpur hari ini mengajarkan nilai-nilai seperti kebersamaan, saling membantu, dan menjaga tradisi permainan tradisional,” ujarnya saat membuka acara.
Perang Lumpur: Merayakan Kebersamaan dalam Tradisi
Perang Lumpur menjadi kegiatan pembuka pada 30 Desember 2024. Acara ini melibatkan masyarakat dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang bersatu dalam permainan tradisional. “Kami ingin melestarikan permainan-permainan tradisional seperti berjalan di atas bambu atau lomba lari di area berlumpur. Inilah identitas kami sebagai masyarakat Bali yang menjunjung tinggi nilai lokal,” jelas Jro Bendesa.
Tahapan Festival yang Sarat Makna
Festival Air Suwat dirancang dalam tiga tahapan:
1. Perang Lumpur – Mengedepankan nilai kebersamaan dan melibatkan seluruh masyarakat desa.
2. Mendak Tirta – Dilaksanakan pada 31 Desember, berisi doa bersama dan ritual adat untuk menyambut tahun baru.
3. Perang Air – Puncak acara pada 1 Januari 2025, di mana masyarakat dan wisatawan berpartisipasi dalam kegiatan saling siram air suci.
Menurut Jro Bendesa, air di Desa Suat memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi. "Air di sini dianggap suci sejak zaman kerajaan Bali, bahkan bisa diminum langsung tanpa proses tambahan. Inilah yang menjadikan Desa Suwat unik," tambahnya.
Dukungan UMKM dan Daya Tarik Wisatawan
Selain rangkaian tradisi, festival ini juga dimeriahkan dengan jalan sehat dan bazar UMKM lokal. Beragam kuliner khas seperti bakso, lumpia, dan nasi kare menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung. “Kami ingin melibatkan semua elemen, termasuk UMKM lokal, agar festival ini tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat,” ujar masyarakat yang ikut bazar UMKM.
Festival ini juga diharapkan dapat menarik minat wisatawan. “Ke depan, kami ingin lebih banyak wisatawan yang terlibat, terutama pada acara Perang Air. Namun, semua ini butuh proses. Kami masih bekerja secara konvensional dan berharap respons positif dari wisatawan,” tambahnya.
Semangat Baru untuk 2025
Festival Air Suwat menjadi momentum penting bagi masyarakat Desa Air Suat untuk memasuki tahun 2025 dengan energi positif. “Kami ingin menjadikan tradisi ini sebagai pijakan untuk menghadapi tantangan global, sambil memastikan bahwa nilai-nilai luhur Bali tetap terjaga,” tutup Jro Bendesa.
Dengan segala keunikannya, Festival Air Suwat tak hanya menjadi kebanggaan masyarakat lokal, tetapi juga potensi besar untuk menjadi salah satu atraksi budaya unggulan di Bali. (TimNewsyess)
TAGS :