Tokoh

Hari Suci Saraswati: Mempermulia Diri dengan

 Kamis, 06 Februari 2025

Makna hari Saraswati

Newsyess.com, Buleleng. 


Penyuluh Agama Kementerian Agama Kabupaten Buleleng
Saraswati, Sumber Ilmu Pengetahuan yang Memuliakan Kehidupan
Hari Suci Saraswati merupakan hari yang penuh makna bagi umat Hindu, khususnya dalam memuliakan ilmu pengetahuan sebagai sumber kebijaksanaan. Perayaan ini tidak hanya dirasakan di lingkungan sekolah, kampus, dan kantor, tetapi juga di setiap aspek kehidupan masyarakat Hindu. Ilmu pengetahuan diyakini sebagai cikal bakal kemuliaan hidup, yang mengantarkan seseorang menuju kesejahteraan melalui pemanfaatan ilmu secara bijaksana.
Dalam ajaran Hindu, terdapat konsep Guna, Gina, dan Dana, yang menggambarkan perjalanan seseorang dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan:
Guna (Ilmu Pengetahuan): Menjadi dasar kehidupan yang bermakna.
Gina (Geginan atau Profesionalisme): Ilmu yang diterapkan dalam kehidupan akan membentuk keterampilan dan keahlian.
Dana (Kesejahteraan): Puncak dari pemanfaatan ilmu yang berujung pada kesejahteraan lahir dan batin.
Saraswati sendiri berasal dari kata Saras (srs) yang berarti sesuatu yang mengalir, ucapan, atau kecap, dan Wati yang berarti yang memiliki. Dengan demikian, Saraswati bermakna sebagai yang memiliki sifat mengalir dan sebagai sumber ilmu pengetahuan serta kebijaksanaan. Inilah alasan mengapa Dewi Saraswati dihormati sebagai manifestasi ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu seseorang dapat menjadi lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Saraswati dalam Ajaran Hindu
Dalam konsep Tri Murti, Dewi Saraswati merupakan Sakti dari Dewa Brahma, yang menciptakan alam semesta dengan dasar ilmu pengetahuan. Beliau juga dikenal sebagai Hyang-Hyangning Pangaweruh, sumber dari segala ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, aksara menjadi Lingga Stana Dewi Saraswati, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk jaje Saraswati pada sarana upakara, menyerupai aksara Ongkara.
Hari Saniscara Umanis Watugunung ditetapkan sebagai Rahina Saraswati, di mana umat Hindu memuja turunnya ilmu pengetahuan sebagai berkah suci dari Hyang Widhi.
Etika dan Tata Cara Pemujaan Saraswati
Dalam etika keagamaan Hindu, pemujaan Saraswati dilakukan sebelum tengah hari, sebagai wujud penghormatan terhadap ilmu pengetahuan. Selama pemujaan berlangsung, tidak diperkenankan membaca atau menulis, karena saat itu umat Hindu tengah berdoa dan memohon berkah ilmu pengetahuan dari Dewi Saraswati. Namun, setelah pemujaan selesai, umat Hindu dianjurkan untuk mempelajari dan mendiskusikan ilmu pengetahuan dalam kegiatan yang disebut rembug sastra.
Dari segi upakara, pemujaan Saraswati dilakukan dengan beberapa tahap:
Menata pustaka-pustaka suci, buku-buku pelajaran, serta alat-alat pendidikan pada tempat yang layak, baik di rumah, sekolah, kampus, maupun kantor.
Menghaturkan banten Saraswati, yang terdiri dari Banten Saraswati, Sodaan Putih Kuning, dan Canang Sari lengkap.
Memohon Tirta Saraswati, yang diperoleh dengan cara berdoa kepada Hyang Surya atau memohon di tempat suci seperti pura, griya, atau pustaka lontar.
Pelaksanaan Hari Suci Saraswati dan Banyupinaruh
Perayaan Saraswati tidak hanya berhenti pada pemujaan di hari Saniscara Umanis Watugunung, tetapi berlanjut hingga esok harinya dengan pelaksanaan Banyupinaruh pada Redite Paing Sinta.
Banyupinaruh berasal dari kata "Banyu" (air) dan "Pinaruh" (pengetahuan), yang bermakna menyucikan diri dengan ilmu pengetahuan. Pada pagi hari, umat Hindu melakukan asuci laksana, yaitu mandi, keramas, dan berendam di sumber air suci atau laut sebagai simbol penyucian diri. Setelah itu, dilakukan persembahan berupa labaan nasi pradnyan, jamu sad rasa, dan air kumkuman, yang kemudian diakhiri dengan muspa atau doa bersama.
Makna Spiritual Saraswati dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain diperingati di sekolah dan kampus, perayaan Saraswati juga sering dikaitkan dengan taksu, yakni energi spiritual yang mendukung seseorang dalam mengamalkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang memohon taksu kepada guru spiritual atau balian agar ilmunya semakin berkah dan bermanfaat bagi kehidupan.

Sebagian umat Hindu juga melakukan Banyupinaruh di sumber-sumber air suci sebagai bagian dari ritual penyucian diri. Hal ini sejalan dengan ajaran Hindu bahwa ilmu pengetahuan harus selalu dibersihkan dari kepentingan duniawi agar tetap suci dan dapat membawa manfaat bagi banyak orang.

Penutup: Menjadikan Ilmu sebagai Cahaya Kehidupan
Hari Suci Saraswati bukan sekadar perayaan, tetapi sebuah pengingat bahwa ilmu pengetahuan adalah cahaya kehidupan. Dengan ilmu, manusia dapat memahami dunia, bersikap bijaksana, serta mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan sejati.
Sebagaimana ajaran Hindu yang menekankan pentingnya ngaweruh sujati (pengetahuan sejati), umat Hindu diharapkan tidak hanya menimba ilmu, tetapi juga mengamalkan dan menyebarkan kebijaksanaan demi kebaikan bersama.
"Rahajeng Nyanggra lan Ngelaksanayang Rahina Suci Saraswati." (Selamat Menyambut dan Melaksanakan Hari Suci Saraswati). (TimNewsyess)


TAGS :