Gianyar, Newsyess.com – Perjalanan hidup sering kali membawa seseorang ke jalan yang tak terduga. Begitu pula kisah I Nyoman Mardiana, Pemucuk LPD Desa Adat Jero Kuta Batubulan, yang awalnya tak pernah membayangkan dirinya akan memimpin lembaga keuangan desa adat ini. Namun, panggilan hati sebagai putra daerah membawanya untuk menerima tanggung jawab besar demi kemajuan desa.

Dari Dunia Perbankan ke LPD
Lahir dan besar di Batubulan, I Nyoman Mardiana memiliki latar belakang kuat di dunia keuangan. Ia menyelesaikan kuliah pada tahun 2000, lalu memulai karier di kantor jasa audit sebelum bergabung dengan PT Bank Sinar Harapan Bali pada 2002. Selama hampir satu dekade, ia mengasah keahliannya dalam dunia perbankan hingga akhirnya berpindah ke BPR pada tahun 2011.

Ketika LPD Desa Adat Jero Kuta Batubulan mengalami kendala pada tahun 2020, masyarakat dan pemangku adat mencari sosok yang mampu membawa perubahan. Nama I Nyoman Mardiana muncul sebagai calon kuat. Awalnya, ia enggan menerima posisi tersebut karena merasa nyaman di dunia perbankan. Namun, setelah dorongan kuat dari para tetua adat dan masyarakat, ia akhirnya menerima tanggung jawab itu dengan penuh kesadaran dan pengabdian.

Mengabdi dengan Prinsip Profesionalisme dan Ngayah
Sebagai pemimpin LPD, I Nyoman Mardiana percaya bahwa bekerja di LPD tidak sekadar mencari nafkah, tetapi juga bagian dari ngayah (pengabdian) kepada desa adat. Dalam lima tahun kepemimpinannya, ia berusaha membangun sistem yang lebih transparan dan profesional.

"Saya sering sampaikan kepada teman-teman di LPD, kita harus bangga. Selain bekerja untuk keluarga, kita juga berkontribusi untuk desa adat. Dengan adanya kontribusi LPD yang mencapai lebih dari Rp500 juta per tahun diluar 20% dari Laba Bersih, itu bukan sekadar pekerjaan, tapi juga ngayah," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya integritas dalam menjalankan tugas. “Jika bukan hak kita, jangan pernah mengambilnya. Karma pasti berlaku. Jika kita berbuat baik, hasilnya akan baik, dan sebaliknya,” pesannya.

Tantangan dan Kebanggaan dalam Memimpin LPD
Menjadi pemimpin di lembaga keuangan desa adat tentu memiliki tantangan tersendiri. Salah satu yang paling berat adalah menjaga kepercayaan masyarakat.

"Di LPD, kita selalu berada dalam pengawasan masyarakat. Bahkan di luar jam kerja, sikap dan perilaku kita tetap dinilai. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati, menjaga integritas, dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab," ungkapnya.

Selain itu, ia juga menghadapi tantangan dalam membina tim kerja yang solid. Baginya, membangun LPD yang kuat tidak hanya tentang mengelola keuangan, tetapi juga tentang bagaimana membentuk sumber daya manusia yang memiliki loyalitas dan etos kerja tinggi.

Gaya Hidup Sederhana dan Dukungan Keluarga
Di tengah tuntutan pekerjaan yang berat, I Nyoman Mardiana tetap berpegang teguh pada gaya hidup sederhana. Baginya, hidup sederhana adalah bentuk tanggung jawab moral sebagai pemimpin lembaga keuangan.

"Saya ingin memberi contoh bahwa kita bisa hidup layak tanpa harus berlebihan. Kalau terlihat mewah, orang bisa berpikir negatif, padahal tidak demikian," tuturnya.

Ia juga mengakui bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam menjalankan tugasnya. Pesan dari keluarganya selalu ia pegang teguh: “Hati-hati dalam bekerja, karena baik buruknya bukan hanya kamu yang menanggung, tapi juga keluargamu.”

Harapan ke Depan
Setelah lima tahun mengabdi, I Nyoman Mardiana berharap LPD Desa Adat Jero Kuta Batubulan bisa semakin maju dan dipercaya oleh masyarakat. Ia ingin membangun sistem yang lebih kuat, menjaga profesionalisme, serta memastikan bahwa LPD benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh warga desa adat.

Dengan semangat ngayah dan komitmen terhadap integritas, I Nyoman Mardiana terus berusaha membawa LPD Desa Adat Jero Kuta Batubulan menuju masa depan yang semakin cerah. Sebagai seorang pemimpin, ia tidak hanya bekerja, tetapi juga mengabdi dengan sepenuh hati. (TimNewsyess)