News
Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet Taklukkan Gunung Agung di Usia 67 Tahun, Bandesa Adat Duda Terpukau
Kamis, 25 Juli 2024
Bendesa adat duda
Bandesa Adat Desa Adat Duda, I Komang Sujana, S. Ag Takjub Menyaksikan Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet Mencapai Puncak Tertinggi Gunung Agung di Usia 67 Tahun
Masih jelas di ingatan Bandesa Adat Desa Adat Duda, I Komang Sujana, ketika pertama kali mendapatkan informasi bahwa Ida Bandesa Agung, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, berkehendak melaksanakan perjalanan suci mendaki Puncak Gunung Agung. Saat itu, keraguan sempat menyelimuti hati I Komang Sujana. Terang saja, mengingat usia Ida Pangelingsir yang sudah menginjak 67 tahun, perjalanan tersebut tentu penuh risiko dan tampak mustahil.
Namun, Jero Bandesa juga sangat paham, jika Ida Pangelingsir sudah berkehendak, maka pasti akan terjadi. Pagi itu, perjalanan menuju puncak Gunung Agung dimulai dengan langkah penuh tekad. Seingat Jero Bandesa Duda, Ida Pangelingsir menjalankan upawasa selama perjalanan. Ternyata, upawasa tersebut dilaksanakan karena bekal roti dan minuman yang disiapkan untuk Ida terbawa di tas _nanak_ Ida yang terpisah jauh darinya.
Langkah demi langkah, meskipun pelan namun pasti, Ida Pangelingsir akhirnya mencapai puncak Gunung Agung. Perjalanan yang penuh tantangan, di mana Ida harus beristirahat beberapa kali dan sempat mengalami kram, mampu dilalui dengan keteguhan hati yang luar biasa.
Bandesa Adat Duda hanya bisa terperangah menyaksikan pencapaian Ida Pangelingsir. Di usia 67 tahun, Ida berhasil menaklukkan puncak Gunung Agung, di tengah hujan gerimis dan kabut tebal. "Beliau seperti bukan manusia biasa," ujar Jero Bandesa Duda dengan kekaguman mendalam. Jangankan di usia lanjut, bahkan para pendaki muda pun kesulitan untuk mencapai puncak tersebut dalam kondisi cuaca yang demikian.
Perjalanan suci ini, menurut Jero Bandesa Duda, sejak awal sudah terasa berbeda. Bukan hanya karena keberadaan Ida Pangelingsir yang dihormati, tetapi juga karena perjalanan ini dilakukan atas pawisik niskala yang diterima oleh Ida Pangelingsir. Hingga saat ini, Jero Bandesa Duda masih merinding mengingat bagaimana Ida Pangelingsir melakukan perjalanan yang luar biasa tersebut.
Setiap peristiwa tentu memiliki makna. Semoga keteladanan, kekuatan, dan keteguhan Ida Pangelingsir menjadi perlambang bahwa kita sebagai Krama Desa Adat, Desa Adat, harus selalu teguh dalam prinsip ngerajegang Desa Adat di Bali. Pencapaian ini bukan hanya menunjukkan kekuatan fisik, tetapi juga keteguhan spiritual yang patut dijadikan teladan bagi seluruh masyarakat.(timnewsyess)
TAGS :