Tokoh
Jamkrida Bali Mandara Dorong UMKM Tumbuh Melalui Inovasi Penjaminan Kredit Daerah
Senin, 21 April 2025
PT Jamkrida Bali
Denpasar | Newsyess.com — Dalam semangat membangun ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan, Direktur Utama PT Jamkrida Bali Mandara (Perseroda), I Ketut Widiana Karya, SE., MBA, tampil sebagai narasumber pada ajang bergengsi Indonesia Guarantee Summit 2025, yang digelar di Jakarta, Rabu (16/4/2025). Forum strategis ini menjadi panggung dialog nasional tentang masa depan industri penjaminan di Indonesia, dengan mengusung tema “Peran Perusahaan Penjaminan dalam Pemberdayaan UMKM untuk Mewujudkan Asta Cita.”
Indonesia Guarantee Summit 2025 merupakan inisiatif dari Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (ASIPPINDO) sebagai wadah sinergi antara pemerintah, regulator, lembaga keuangan, pelaku usaha, hingga mitra penjaminan dalam merumuskan strategi membangun ekosistem pembiayaan dan penjaminan yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Maman Abdurrahman, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya penguatan ekosistem pembiayaan dan penjaminan sebagai tulang punggung pemberdayaan UMKM di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Salah satu langkah strategis yang disampaikan adalah pembentukan Koperasi Merah Putih di setiap desa sebagai kanal pembiayaan lokal yang disinergikan dengan peran perusahaan penjaminan.
Turut hadir Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, yang memaparkan arah pengembangan industri penjaminan nasional melalui Peta Jalan Penguatan Industri Penjaminan Indonesia 2024–2028. Ia menargetkan 90 persen portofolio penjaminan dialokasikan untuk UMKM, sebagai upaya mengembalikan khittah industri penjaminan yang sejatinya berakar pada penguatan usaha rakyat.
Dalam forum ini, Ketut Widiana Karya membawa praktik baik dari Bali ke panggung nasional. Dalam pemaparannya, ia menegaskan pentingnya sinergi antara perusahaan penjaminan dan pemerintah daerah dalam menciptakan produk penjaminan yang adaptif dan kontekstual.
"Setiap daerah memiliki karakteristik UMKM yang berbeda. Di Bali, kami membangun penjaminan berbasis kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota serta BUMD untuk menciptakan skema yang meringankan pelaku UMKM. Inilah bentuk nyata keberpihakan," ujar Widiana.
Beberapa inovasi penjaminan yang dikembangkan Jamkrida Bali antara lain:
- Penjaminan Kredit Sidikumbara di Kabupaten Badung, hasil kolaborasi dengan Pemkab Badung dan BPD Bali. Dalam skema ini, UMKM hanya perlu membayar cicilan pokok, sementara bunga, provisi, dan imbal jasa penjaminan disubsidi pemerintah daerah.
- KURDAGAS (Kredit Usaha Rakyat Gianyar Sejahtera) di Kabupaten Gianyar, bekerja sama dengan PT BPR Bank Daerah Gianyar (Perseroda), menghadirkan kredit berbunga rendah dengan jaminan yang difasilitasi oleh Jamkrida.
- Penjaminan Kredit bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Bangli, kolaborasi bersama PT BPR Bank Daerah Bangli, untuk memberikan akses pembiayaan yang aman sebelum mereka berangkat bekerja ke luar negeri.
Ketut Widiana menutup paparannya dengan komitmen untuk terus memperluas jangkauan penjaminan ke kabupaten/kota lain di Bali dengan skema yang menyesuaikan kebutuhan lokal.
“Kami percaya, penjaminan yang efektif adalah penjaminan yang memahami akar kebutuhan pelaku usaha kecil. Saat akses modal dipermudah dan risiko dibagi, maka tumbuhlah keberanian untuk melangkah. Inilah roh pemberdayaan sejati,” tegasnya.
Baca juga:
Menyulam Cinta Jelang Galungan, Redaksi Newsyess Berbagi untuk Dua Pahlawan Kebersihan Desa Suwat
Melalui forum ini, terlihat dengan jelas bahwa perusahaan penjaminan tak hanya menjadi penopang keuangan, tetapi juga jembatan harapan bagi jutaan UMKM untuk bangkit, berkembang, dan memberi warna pada perekonomian bangsa. (TimNewsyess)
TAGS :