Tokoh
Jro Bima: Himbauan Tegas untuk Pengusaha di Tanah Bali, Jaga Dresta dan Berikan Kesempatan bagi Krama Hindu
Jumat, 31 Januari 2025
Jro Bima
Denpasar, Newsyess.com – Sebuah kontroversi kembali mencuat di Tanah Bali. Sebuah postingan yang viral memperlihatkan adanya perusahaan yang secara terang-terangan menolak pekerja beragama Hindu. Hal ini menimbulkan gelombang reaksi dari masyarakat, terutama mereka yang selama ini setia menjaga taksu, adat, dan dresta Bali.
Ketut Putra Ismaya Jaya, yang akrab disapa Jro Bima, turut bersuara dan menyayangkan kejadian ini. Sebagai tokoh yang selalu memperjuangkan keharmonisan dan hak-hak masyarakat Bali, Jro Bima mengeluarkan himbauan keras bagi para pengusaha yang membuka usaha di Pulau Dewata.
"Kami Menjaga Taksu Bali, Jangan Halangi Kami!"
"Kami ini orang Bali, kami yang menjaga taksunya, kekuatannya, dan adatnya. Setiap hari kami melakukan ritual, persembahyangan, menghaturkan canang, baik di rumah maupun di tempat terbuka. Ini bukan sekadar tradisi, tetapi cara kami menjaga energi alam semesta agar siapa pun yang datang ke Bali merasa nyaman dan tenteram. Tetapi mengapa, ketika kami ingin bekerja, justru kami dihalangi?" ungkap Jro Bima dengan nada tegas.
Menurutnya, larangan bagi masyarakat Hindu untuk bekerja di sebuah perusahaan di Bali adalah sebuah bentuk diskriminasi yang tidak bisa ditoleransi. Ini bukan hanya soal pekerjaan, tetapi juga soal penghormatan terhadap identitas dan budaya masyarakat setempat.
Himbauan Tegas kepada Pemerintah dan Pengusaha
Jro Bima meminta pemerintah daerah, mulai dari Gubernur, Bupati, hingga Wali Kota, agar lebih tegas dalam membuat kebijakan yang melindungi masyarakat Bali.
"Saya minta kepada pemerintah, aturan harus jelas! Siapapun yang membuka usaha di Bali harus mempekerjakan minimal 80% orang Hindu Bali. Karena kami yang menjaga Bali, kami yang menjaga dresta dan tradisinya. Jangan sampai kita menjadi tamu di tanah kelahiran sendiri," tegasnya.
Jro Bima juga mengingatkan bahwa dirinya sudah beberapa kali menutup dan menggerebek tempat usaha yang secara diskriminatif menolak pekerja Hindu. Ia menegaskan bahwa di era modern ini, praktik semacam itu seharusnya sudah tidak ada lagi.
"Saya sudah berkali-kali menemukan dan menindak tegas tempat-tempat usaha yang melarang orang Hindu bekerja. Ini tidak pantas dan tidak bisa dibiarkan. Jika ada yang masih berani melakukan hal yang sama, saya ajak masyarakat turun bersama untuk menutup tempat tersebut," katanya.
Pesan bagi Krama Hindu: Jaga Kedisiplinan, Jangan Banyak Libur
Tidak hanya kepada pengusaha, Jro Bima juga memberikan pesan bagi masyarakat Hindu Bali yang bekerja di sektor formal. Ia menyoroti kebiasaan beberapa pekerja yang sering mengambil cuti dengan alasan upacara adat.
"Saya juga ingin mengingatkan semeton Hindu, kalau bekerja, tolong jangan banyak libur. Atur jadwalnya dengan baik. Kalau kalian bisa bekerja di kapal pesiar atau luar negeri tanpa mengikuti upacara adat selama berbulan-bulan, kenapa di Bali harus sering libur?"
Ia menekankan pentingnya menyeimbangkan antara kewajiban bekerja dan tanggung jawab adat. Jika tidak bisa ngayah di pagi hari, maka bisa dilakukan di malam hari agar tidak mengganggu produktivitas kerja. Dengan demikian, perusahaan tidak akan merasa terbebani, dan masyarakat Hindu tetap dapat menjaga budayanya tanpa kehilangan kesempatan ekonomi.
Mari Bersama Menjaga Bali
Sebagai penutup, Jro Bima mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu dalam menjaga tanah Bali.
"Salam rahayu, mari kita berjuang bersama! Jika ada perusahaan yang masih berani melakukan diskriminasi semacam ini, mari kita turun bersama-sama, kita tutup! Dan saya minta pemerintah segera membuat aturan tegas mengenai hal ini. Bali adalah rumah kita, dan kita harus menjaganya!" pungkasnya.
Om Santih, Santih, Santih Om.
(TimNewsyess)
TAGS :