Tokoh
Jro Mangku Ariawan, S.Pd: Tiga Dekade Ngayah, LPD Desa Adat Komala Berkembang Hingga Aset Rp 14 Miliar
Sabtu, 01 Februari 2025
Propil pemucuk lpd Komala
Karangasem, Newsyess.com – Di balik kejayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Komala, ada sosok pemimpin yang telah mengabdikan diri selama 32 tahun. Jro Mangku Ariawan, S.Pd, bukan hanya seorang pemucuk, tetapi juga seorang pejuang yang membangun lembaga ini dari nol hingga kini memiliki aset Rp 14 miliar.
Ketika ditemui di kantornya pada Sabtu (1/2/2025), Jro Mangku Ariawan mengenang awal perjalanannya di LPD Desa Adat Komala, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Dengan penuh semangat, ia menceritakan lika-liku perjuangannya sejak lembaga ini berdiri pada 8 November 1991.
Awal Perjalanan: Dari Karang Taruna ke Dunia Keuangan
Jro Mangku Ariawan memulai kiprahnya di dunia sosial sebagai pengurus Karang Taruna Jagadita Budakling pada tahun 1984. Saat itu, ia tidak menyangka akan berkarier di LPD. Namun, pertemuan dengan para tokoh desa yang mendorongnya untuk ikut berkontribusi dalam membangun lembaga keuangan desa mengubah arah hidupnya.
"Awalnya saya hanya bertanya dan mencari informasi. Kebetulan bertemu dengan para senior di parkiran kantor LPD. Dari sana saya mulai memahami pentingnya peran LPD bagi masyarakat," kenangnya.
LPD Desa Adat Komala resmi berdiri dengan modal awal Rp 5 juta dari provinsi, ditambah donasi Rp 2,5 juta dari kabupaten. Dengan total Rp 7,5 juta, lembaga ini mulai beroperasi. Namun, kepercayaan masyarakat terhadap LPD masih sangat rendah karena banyaknya bank yang bangkrut saat itu.
Perjuangan Tanpa Gaji dan Jalan Kaki
Di tahun-tahun awal, Jro Mangku Ariawan bersama timnya bekerja tanpa menerima gaji selama hampir satu tahun. Kantor pertama mereka pun hanya menumpang di kantor pos Batu Gede. Mereka bertiga—termasuk bendahara dan staf lainnya—bekerja dengan penuh semangat meskipun harus berjalan kaki karena tidak memiliki kendaraan.
"Awalnya kami bahkan tidak punya sepeda motor, jadi harus jalan kaki. Setelah dua tahun, baru bisa beli sepeda kayuh, dan empat tahun kemudian baru bisa beli motor Astra," katanya sambil tersenyum mengenang masa-masa sulit itu.
Tidak hanya itu, mengajak masyarakat menabung juga bukan perkara mudah. Mulai dari menabung Rp 500 per orang hingga akhirnya ada yang berani menyimpan Rp 15.000, perlahan kepercayaan masyarakat mulai tumbuh.
Dari Kantor Kontrak hingga Miliki Gedung Sendiri
Selama lebih dari 15 tahun, LPD Desa Adat Komala beroperasi di Balai Desa dengan sistem kontrak. Baru pada tahun 2020, LPD berhasil membeli tanah sendiri dan membangun kantor dengan biaya lebih dari Rp 1 miliar.
"Hasil ini tidak datang begitu saja. Semua berkat kerja keras, kepercayaan masyarakat, dan komitmen kita untuk terus maju," jelasnya.
Kini, dengan aset Rp 14 miliar, LPD Desa Adat Komala telah menjadi lembaga keuangan yang kokoh, membantu masyarakat dalam pembiayaan usaha, dan berkontribusi dalam pembangunan desa.
Komitmen untuk Desa dan Regenerasi Kepemimpinan
Sebagai pemimpin, Jro Mangku Ariawan tak hanya fokus pada pengelolaan keuangan, tetapi juga pada kontribusi sosial. Setiap tahun, LPD menyisihkan 20% keuntungannya untuk desa adat, yang tahun ini mencapai Rp 47 juta.
"Ini adalah bentuk ngayah kami untuk desa. Walaupun tidak ada donasi dari desa, kami tetap berkomitmen untuk membantu," tegasnya.
Namun, setelah 32 tahun mengabdi, ia merasa sudah saatnya regenerasi kepemimpinan dilakukan. Sayangnya, hingga saat ini, upayanya mencari pengganti belum membuahkan hasil.
"Sebenarnya saya sudah pensiun sejak Januari 2024, tapi karena belum ada kader yang siap, saya kembali menjabat. Mudah-mudahan kedepannya nanti ada calon pemucuk baru yang bisa melanjutkan perjuangan ini," ungkapnya.
Harapan untuk Generasi Muda
Menjelang masa pensiunnya, Jro Mangku Ariawan berharap generasi muda mau berperan aktif dalam membangun desa, terutama melalui LPD.
"Jangan sampai desa adat ini ditinggalkan. Kita harus tetap menjaga seni, budaya, dan adat yang menjadi kekuatan utama Bali. Pemerintah pun harus terus mendukung keberadaan desa adat agar tidak tergilas oleh zaman," harapnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga bahasa Bali sebagai identitas lokal.
"Bahasa Bali itu bahasa ibu kita. Jangan sampai hilang seperti ratusan bahasa daerah lain. Generasi muda harus tetap menjaganya agar tetap hidup dan berkembang," pungkasnya.
Jro Mangku Ariawan telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan ketulusan ngayah, sebuah lembaga kecil bisa berkembang menjadi kekuatan besar bagi desa adat. Kini, ia hanya berharap tongkat estafet kepemimpinan bisa diteruskan oleh generasi selanjutnya demi masa depan yang lebih gemilang. (TimNewsyess)
TAGS :