Desa Adat

Karya Suci di Pura Agung Kentel Gumi, Klungkung: Ratusan Siswa SMP dan SMA Terlibat dalam Prosesi Mendak Toya Ning di Pura Beji Tukad Melangit

 Senin, 11 November 2024

Pura Agung kentel gumi Klungkung

Newsyess.com, Klungkung. 

Klungkung | Newsyess.com - Rangkaian kegiatan suci di Pura Agung Kentel Gumi, Klungkung, kini tengah memasuki fase persiapan utama dengan prosesi “Mendak Toya Ning” di Beji Tukad. Prosesi yang dimulai setiap pagi ini akan berlangsung hingga hari terakhir “panyineban” pada 27 November 2024. Dalam kegiatan ini, air suci “Toya Ning” diambil sebagai sarana “panyucian” serta untuk “pangias” atau persembahan di pura. Menariknya, prosesi tersebut melibatkan siswa SMP dan SMA se-Kecamatan Banjarangkan yang bergiliran setiap hari, menjadikan ini sebagai pengalaman spiritual dan bentuk pengabdian mereka kepada masyarakat.

Ketua Panitia Karya, Cokorda Gede Brasika Putra, S.H., menyampaikan bahwa keterlibatan siswa sekolah dalam prosesi ini telah menjadi agenda rutin setiap tahun. "Kerja sama dengan pihak sekolah ini sudah berlangsung lama sebagai bentuk “srada dan bhakti’ dari para dewan guru serta para siswa kepada Pura Agung Kentel Gumi," ungkapnya. Kehadiran siswa-siswa dalam prosesi ini tidak hanya sekadar membantu, tetapi juga menjadi ajang pengenalan nilai-nilai luhur keagamaan dan pengabdian sejak dini.

Toya Ning: Sarana Penyucian dan Persembahan

Toya Ning, air suci yang diambil dari sumber Beji Tukad, diyakini memiliki kekuatan spiritual sebagai sarana panyucian bagi umat Hindu. Air ini digunakan dalam berbagai ritual dan dipercaya membawa energi kesucian. Dalam prosesi “Mendak Toya Ning’, para siswa dari berbagai sekolah secara bergiliran melakukan pengambilan air di Beji Tukad yang terletak tidak jauh dari Pura Agung Kentel Gumi. Air ini nantinya akan diantarkan ke pura untuk “pangias” dan upacara-upacara lain sebagai bentuk persembahan kepada Ida Betara yang berstana di sana.

Keterlibatan Siswa: Menanamkan Nilai Luhur dan Bakti

Program rutin yang telah dijalankan bersama pihak sekolah di Kecamatan Banjarangkan ini melibatkan para siswa secara aktif, baik dari jenjang SMP maupun SMA. Setiap hari, rombongan siswa dari satu sekolah di wilayah tersebut secara bergiliran hadir untuk melaksanakan tugas mereka dalam prosesi ini. Para guru dan siswa berperan tidak hanya sebagai pengambil air, tetapi juga ikut serta dalam persiapan serta pengaturan upacara, sehingga memberikan pengalaman yang mendalam akan nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan tanggung jawab spiritual.

Cokorda Gede Brasika Putra menambahkan, "Keterlibatan siswa dalam kegiatan ini memberi kesempatan bagi mereka untuk mendalami makna spiritual secara langsung. Mereka tidak hanya belajar tentang pentingnya upacara dalam tradisi Hindu, tetapi juga merasakan bagaimana menjadi bagian dari komunitas yang saling mendukung."

Tanggapan Positif dan Dukungan dari Pihak Sekolah

Kepala sekolah dari beberapa sekolah yang berpartisipasi juga menyambut baik program tahunan ini. Mereka menilai kegiatan ini sebagai bentuk pendidikan karakter yang dapat menanamkan nilai kebersamaan dan pengabdian sejak dini. Salah satu kepala sekolah di Banjarangkan mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga karena siswanya dapat ikut serta dalam kegiatan keagamaan yang penuh makna ini.

Melalui kegiatan “Mendak Toya Ning”, para siswa belajar bahwa tradisi dan budaya yang kuat dapat menjadi dasar untuk memperkuat identitas dan rasa kepedulian terhadap sesama serta lingkungan. "Kami berharap agar kegiatan ini dapat terus berlangsung sebagai sarana pembelajaran spiritual bagi generasi muda," tambah salah satu guru pendamping.

Karya Agung di Pura Agung Kentel Gumi: Menjaga Tradisi dan Kearifan Lokal

Karya di Pura Agung Kentel Gumi adalah perhelatan tahunan yang mengumpulkan berbagai elemen masyarakat di Klungkung. Melalui rangkaian upacara seperti ini, masyarakat Bali mempertahankan tradisi sekaligus mewujudkan rasa syukur dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pura Agung Kentel Gumi terus menjadi tempat sentral bagi umat Hindu di Bali, khususnya dalam menjalankan persembahan yang bermakna bagi alam semesta dan kesejahteraan manusia.

Dengan semangat “srada dan bhakti”, karya ini diharapkan dapat membawa keberkahan serta mempererat hubungan antar-generasi dalam mempertahankan tradisi yang luhur. Matur Suksma!.(TimNewsyess)


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024