Tokoh

Keluarga I Wayan Suarembawa Maknai Hari Suci Siwaratri dengan Melukat dan Sembahyang di Tempat Suci Bangli

 Selasa, 28 Januari 2025

Makna siwaratri bagi keluarga suarenbawa

Newsyess.com, Bangli. 

Bangli | Newsyess.com – Dalam semangat mendalam merayakan Rahina Suci Siwaratri, keluarga besar I Wayan Suarembawa, tokoh masyarakat asal Desa Kedisan, Kintamani, menjalankan serangkaian prosesi suci di sejumlah tempat spiritual dan bersejarah di Kabupaten Bangli pada Senin (27/1/2025).  

Hari Siwaratri, yang dikenal sebagai malam renungan dosa dan introspeksi diri bagi umat Hindu, menjadi momen istimewa bagi keluarga ini untuk memperkuat spiritualitas dan keharmonisan hidup. Mereka memulai perjalanan suci dengan melukat di Pura Taman Campuhan Sala, Desa Susut, yang dikenal sebagai tempat penyucian diri dengan aliran air suci yang menenangkan jiwa.  

Melukat di Pura Taman Campuhan Sala  
Pura Taman Campuhan Sala merupakan salah satu pura yang sering dikunjungi umat Hindu untuk ritual melukat. Di tempat ini, keluarga I Wayan Suarembawa menjalani prosesi penyucian diri dengan penuh khidmat. Melukat dipercaya mampu membersihkan jiwa dari segala energi negatif, sekaligus menjadi langkah awal untuk memasuki malam Siwaratri dengan hati yang bersih dan pikiran yang tenang.  

“Melukat bukan hanya soal menyucikan tubuh, tetapi juga menyelaraskan diri dengan alam dan kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ujar I Wayan Suarembawa dengan penuh haru usai melukat.  

Sembahyang di Pura Kehen 
Setelah melukat, keluarga ini melanjutkan perjalanan spiritual mereka ke Pura Kehen, salah satu pura tertua dan termegah di Bangli. Dengan arsitektur yang megah dan penuh sejarah, Pura Kehen menjadi tempat sempurna untuk merenung dan bersembahyang. Dalam suasana yang khusyuk, keluarga besar ini memohon berkah dan perlindungan kepada Sang Hyang Widhi agar senantiasa diberikan kebahagiaan dan kedamaian.  

“Pura Kehen adalah simbol kebesaran budaya dan agama kita. Bersembahyang di sini memberikan rasa tenang dan damai, terlebih di momen suci seperti Siwaratri,” tambah Suarembawa.  

Mengunjungi Desa Tradisional Penglipuran  
Sebagai penutup perjalanan, keluarga I Wayan Suarembawa mengunjungi **Desa Wisata Penglipuran**, yang terkenal akan keindahan dan kearifan lokalnya. Desa ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga tempat untuk merefleksikan nilai-nilai kehidupan melalui kesederhanaan dan keharmonisan yang masih terjaga.  

Kunjungan ini menjadi bagian dari rasa syukur atas anugerah kehidupan, sekaligus momen untuk menanamkan nilai-nilai budaya Bali kepada generasi muda dalam keluarga.  

Siwaratri: Malam Renungan dan Kebangkitan Spiritual 
Bagi umat Hindu, Siwaratri adalah malam suci yang penuh makna. Tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga momen introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, sesama, dan alam. Melalui prosesi melukat, sembahyang, dan kunjungan ke tempat-tempat suci, keluarga I Wayan Suarembawa menunjukkan bagaimana perayaan ini dapat menjadi momentum untuk memperdalam nilai-nilai spiritual dan kebijaksanaan hidup.  

“Hari Suci Siwaratri mengingatkan kita untuk terus berbuat baik, memperbaiki diri, dan menjaga keharmonisan dengan semua ciptaan-Nya. Semoga berkah Siwaratri membawa kedamaian bagi semua umat manusia,” tutup I Wayan Suarembawa dengan penuh doa dan harapan.  

“Wisata Spiritual yang Menginspirasi”

Perjalanan keluarga besar I Wayan Suarembawa di Hari Suci Siwaratri ini tidak hanya menjadi wujud bakti kepada Sang Pencipta, tetapi juga inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih menghargai nilai-nilai spiritual, budaya, dan tradisi Bali. (TimNewsyess)


TAGS :