Tokoh
Kisah Pilu Dadong Nyoman Suni: Merawat Tiga Cucu Yatim Piatu di Tengah Kesunyian di Banjar Glumpang Sukawati
Selasa, 22 Oktober 2024
Redaksi newsyess berbagi
Gianyar | Newsyess.com – Di sudut sepi Desa Sukawati, tepatnya di Banjar Glumpang, hiduplah seorang nenek yang menjalani hidup dengan beban yang tak bisa dipikul oleh semua orang. Dadong Nyoman Suni, yang kini berusia 70 tahun, harus merawat tiga cucunya sendirian setelah anak dan menantunya berpulang untuk selamanya. Sejak beberapa bulan lalu, hatinya hancur, dunianya gelap, ketika kematian datang menghampiri keluarganya, tak menyisakan siapa pun kecuali dirinya dan tiga cucu yang masih kecil.
Cucu pertamanya, Eka Ulandari, yang masih berusia 11 tahun, dan adiknya, Ni Kadek Sri Cahya Sanjiwani (8), harus berjuang memahami dunia tanpa orang tua di usia yang begitu belia. Dan yang paling kecil, I Komang Aditya Wiguna, baru berusia 2,5 tahun, bahkan belum bisa mengerti kepergian ayah dan ibunya.
Air mata seolah tak pernah kering dari wajah Dadong Suni. Satu per satu, orang yang ia cintai pergi meninggalkannya. Anaknya, I Wayan Gede Putra, serta kedua menantunya, Ni Komang Sunintiasih dan Ni Kadek Sri Mastini, berpulang secara beruntun karena sakit. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kedalaman kesedihannya, selain diam dan doa yang dipanjatkan dalam kesunyian.
Setiap hari, Dadong Suni merawat ketiga cucunya dengan cinta yang tersisa, meski tubuhnya semakin lemah termakan usia. Dengan bekal lima ribu rupiah sehari, ia mencoba menghidupi mereka memberikan makanan sederhana, kasih sayang yang tak terbatas, dan harapan agar cucu-cucunya bisa bertahan di tengah cobaan hidup yang begitu berat.
"Sehari-hari ibu merawat cucu-cucu. Lima ribu ini, buat mereka makan, kadang tak cukup, tapi apa daya...," ungkap Dadong Suni dengan suara lirih, menahan isak tangis yang selalu menghampiri setiap kali ia mengingat anak-anaknya yang telah tiada.
Dalam kesederhanaan dan kekurangan, Dadong Suni masih berdiri tegar untuk cucu-cucunya. Usianya yang sudah renta, sekitar 70 tahun, tidak menghentikannya untuk terus berjuang. “Selama masih ada napas, saya akan terus merawat mereka,” katanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Cahaya di Tengah Kegelapan: Bantuan dari Newsyess.com
Di tengah kepedihan yang menyelimuti hidupnya, bantuan kecil datang mengetuk pintu hatinya. Redaksi Newsyess.com melalui program berbagi, menyerahkan paket sembako dan uang saku kepada Dadong Suni. Pimpinan Redaksi Newsyess, Ngakan Putu Suardika, dengan hati yang penuh kepedulian, menyerahkan bantuan tersebut sebagai wujud cinta kasih dan kepedulian terhadap mereka yang tengah dilanda kesulitan.
Ngakan Putu Suardika, yang juga tak luput menyampaikan kata-kata bijaknya, mengatakan, "Kadang, hidup membawa kita pada jalan yang tak pernah kita duga. Kehilangan adalah bagian dari perjalanan, dan kita harus terus berjuang untuk mereka yang kita cintai. Setiap tetes keringat yang dikeluarkan Dadong Nyoman Suni untuk merawat cucunya adalah wujud kasih yang tidak terbatas. Kami di sini untuk mendukung, memberikan sedikit yang kami bisa, agar beban yang dipikul tidak terasa begitu berat."
Program berbagi ini, kata Ngakan Putu Suardika, tidak akan berjalan tanpa dukungan dari banyak pihak. Ia mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ketut Sender Asal Kerobokan yang Telah Berpartisipasi dalam Program Berbagi Bersama Redaksi Newsyess.com, Bank BPD Bali, LPD, Koperasi, BPR, serta para tokoh politik dan agama yang selama ini setia mendukung pemberitaan dan program-program sosial dari Newsyess.
Harapan di Tengah Keterbatasan
Meski hidup dalam keterbatasan, Dadong Suni tidak pernah menyerah. Dengan kasih yang tulus, ia merawat ketiga cucunya tanpa pamrih. Cinta seorang nenek yang menghidupi bukan hanya melalui makanan, tetapi juga melalui semangat dan pengorbanan. "Semoga ada bantuan lagi, agar saya bisa terus menjaga mereka sampai mereka dewasa," harapnya.
Setiap hari adalah perjuangan baru bagi Dadong Suni. Setiap malam adalah doa panjang, berharap masa depan yang lebih baik untuk cucu-cucunya. Di balik segala kesulitan, ia masih percaya, bahwa selalu ada tangan-tangan penuh cinta yang akan datang membantunya. Sebab seperti yang dikatakan Ngakan Putu Suardika, "Takdir adalah jalan yang kita tempuh dengan hati yang tabah, dan dalam perjalanan itu, kita tidak pernah benar-benar sendiri."
Dadong Nyoman Suni, meski lemah di tubuh, tetap kuat di hati. Di setiap langkah yang diambilnya, ia selalu menaruh harapan untuk cucu-cucu kecilnya, agar mereka bisa tumbuh dengan penuh kasih sayang, meski orang tua mereka sudah tiada.
Seperti apa yang selalu ia bisikkan dalam doanya, "Ya Tuhan, biarlah aku menjadi matahari bagi mereka, walau cahayaku tak secerah dulu, setidaknya cukup untuk menghangatkan mereka yang kedinginan.”
Untuk pembaca, atau lembaga yang ingin berbagi bersama kami Tim Redaksi Newsyess.co bisa kontak kami di Nomor HP/WA : 0813-5334-2108
(TimNewsyess)
TAGS :