Badung, Newsyess.com - Perekonomian yang membaik seiring meredanya kasus pandemi membuat LPD Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung ikut tumbuh positif. LPD tetap berjalan sesuai target. Aset meningkat dari Rp 71 Miliar menjadi Rp 74 Miliar. Itu tumbuh dalam sebulan.
Pemucuk LPD Desa Adat Blahkiuh, I Ketut Dira Ketika ditemui newsyess pada, Jumat, 19/5/2023 di kantor LPD Blahkiuh, menyatakan pertumbuhan aset yang signifikan akibat pergerakan pariwisata dan ekonomi membaik. “Untuk yang memiliki dana ditaruh di LPD. Namun yang meminjam dana, belum banyak,” jelasnya.
Pihak LPD memprediksi, nasabah menempatkan dana untuk memikirkan peluang usaha apa yang cocok. “Maka dana ditaruh sementara,” ujarnya.
Untuk usaha properti di Blahkiuh, diakui kini agak kendor. “Belum ada pergerakan sekarang. Makanya ditaruh dulu. Kemungkinan proyek Pemerintah belum turun. Kalau dulu gak ada dana,” ungkapnya.
Dengan pertumbuhan aset itu, diakui dana likuiditas di LPD cukup tinggi. Bahkan dana likuiditas mencapai Rp 20 miliar. 
Rencananya, LPD akan membuat program kredit baru dengan bunga murah. “Kami akan bicarakan dengan pengawas,” ujarnya.
Pihak LPD akan menurunkan bunga, dari 1,5 persen di bawah itu. Kalau bisa 0 koma sekian persen. “Kami akan gebyarkan,” jelasnya.
Apabila disetujui, pihaknya akan menyiapkan dana kredit murah Rp 5 miliar. “Tujuannya untuk membangkitkan LPD. Biar semu ke LPD, menaruh hingga meminjam,” ujarnya.
Kredit murah ini, rencananya menyasar pedagang. Termasuk biaya kontrak di pasar dibantu oleh LPD. “Perputaran uang ada di desa adat,” ungkapnya.
Dikatakannya, pihak desa adat terus mendukung LPD. Bahkan rutin diawasi oleh Bendesa selaku pengawas. “Kami harap, masyarakat ikut membantu LPD. Karena hasil LPD akan diserahkan ke masyarakat. Dana pembangunan, dana sosial, Punia ke pura,” jelasnya.
Termasuk ada dana duka Rp 500 ribu per meninggal dunia meskipun tidak punya rekening LPD. “Dana meninggal sampai 150 orang setahun dikalikan Rp 500 ribu. Itu di anggaran dana sosial,” ungkapnya.
Di akhir tahun, Desember, LPD memberikan Punia Rp 5 juta per Banjar, sebanyak 7 Banjar. “Itu dana cash. Itu program nyata. Semuanya dikembalikan ke masyarakat, dari masyarakat untuk masyarakat,” tutupnya. (Ngakan Suardika)