BANGLI, newsyess. com -
Pasca pandemi, perekonomian Bali khususnya Kabupaten Bangli semakin membaik. Tentunya, hal ini berdampak positif pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Bangbang. Berdasarkan data tahun buku 2023, LPD Bangbang mengalami kenaikan  pertumbuhan aset LPD cukup signifikan mencapai Rp 16,6 miliar. Di sisi lain pertumbuhan modal LPD saat ini sudah mencapai Rp 4,7 miliar dari modal awal saat itu sebesar Rp 2 juta di tahun 1991.
Pemucuk LPD Desa Adat Bangbang, I Dewa Ketut Matal, ketika ditemui Newsyess pada Rabu (24/1/2024) di kantor LPD Bangbang, Bangli, menyatakan di tahun 2023, pertumbuhan LPD mengalami peningkatan dari sisi aktiva aset. "Aset saat ini, Rp 16,6 miliar. Kemudian laba tahun 2023 Rp 584 juta. Tentunya ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami bersyukur," ujar dia.
Dari laba, dana yang diberikan ke desa adat mencapai Rp 116 juta. Dana itu diserahkan ke adat untuk pembangunan keperluan desa adat. "Membantu desa adat untuk keperluan emergency. Itu nilainya 20 persen untuk adat," jelas dia.
Diakui, masih terngiang masa covid dan kini berangsur-angsur berjalan normal. "Pandemi itu memengaruhi kinerja," jelas dia.
Selain itu, kontribusi LPD, ada dana Pengeritan (ngaben masal) sebesar Rp 50 juta. "Kami juga berikan Rp 3 juta tiap Banjar untuk wali di pura," jelas dia.
Setiap tahun, dana LPD cukup banyak diberikan kepada desa adat. "Bahkan kami berikan beasiswa untuk murid, ultah muda-mudi juga kami berikan tiap event," jelas dia.
Selain itu pemuda pemudi disupport dana pembinaan ogoh-ogoh. "Itu tergantung dana yang ada. Tidak terpaku sekian, tergantung berapa dana kami," jelas dia.
Dikatakan bahwa LPD berkontribusi langsung terhadap krama. "Itu bentuk keberadaan LPD bagi masyarakat. Itu tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap LPD. Sehingga LPD mengembalikan berupa kontribusi bagi krama," jelas dia.
Kehadiran LPD untuk membantu meringankan beban masyarakat. "Kalau LPD maju, maka kesejahteraan masyarakat meningkat," ungkap dia.
Adapun tantangan LPD ke depan, melalui globalisasi, peredaran keuangan kini bisa menggunakan IT. "Maka perlu pemikiran dari generasi muda yang luas dan perlu belajar mengarah ke digital," tutup dia. (Ngakan Suardika)