Bangli, Newayess.com - 
LPD Desa Adat Ulian yang ada di kecamatan Kintamani Bangli benar-benar bisa memanfaatkan peluang serta kecepatan teknologi atau IT di era serba canggih saat ini dimana untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat dan juga nasabah LPD Ulian dengan menerapkan full teknologi khususnya dalam pembayaran kepada petani jeruk. Sehingga keberadaan teknologi di LPD benar-benar di manfaatkan masyarakat untuk bisa bertransaksi lewat LPD. Saat ini LPD Ulian sudah bekerja sama dengan Bank BPD Bali kantor Capem Kintamani sehingga kehadiran layananan online akan sangat mempermudah masyarakat dalam memperlancar usahanya lewat LPD. 
Pemucuk LPD Desa Adat Ulian, I Wayan Sumawan, SH ketika ditemui Newsyess pada Rabu, 26/4/2023 di Kintamani, menyatakan potensi di Ulian berupa pertanian jeruk. “Kami terapkan teknologi karena tidak perlu bawa uang, tinggal pindah angka,” ujarnya.
Dengan teknologi, pembayaran lancar. Musim jeruk, pada bulan Agustus, transaksi bisa mencapai ratusan juta rupiah. 
Pihak LPD juga terus mengedukasi kepada Krama untuk membuka rekening di LPD. “Kalau gak ada keperluan tinggal di deposito. Kalau mau narik, bisa. Kalau mau bayar ke bank, tinggal ditransfer,” ujarnya.
Meskipun lewat teknologi, nasabah tidak perlu khawatir kena biaya. “Karena pembeli, dari tengkulak yang bayar, dia yang kena uang,” jelasnya.
Pembeli jeruk, dikenakan cash. Transaksi lewat ATM kena Rp 10 ribu. Bila android, juga dikenakan biaya sesuai regulasi. “Kalau pakai online, tidak perlu antre. Masyarakat tinggal tunggu di LPD. Kalau sudah ditransfer, artinya sudah deal,” jelasnya.
Khusus ATM bisa digesek di LPD. Namun baru sebatas ATM  “Untuk bank lain, bisa pakai internet banking,” jelasnya.
Transaksi ini, menjadi pemasukan bagi LPD. Saat musim panen, pendapatan dari transaksi per hari bisa sampai Rp 200 ribuan.  Total sebulan bisa sampai Rp 6 juta. “Ini mendongkrak laba kami. Bisa 5-10 persen mendongkrak,” ujarnya.
Pihaknya juga bekerja sama dengan bank BPD Bali kantor  Capem Kintamani di sektor IBB. Contoh transaksi transfer. “Dengan IBB, terbesar bisa Rp 100 juta,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, kondisi LPD hingga April 2023 lumayan bagus. “Memang aset menurun, karena banyak yang narik pakai pemeliharaan kebun. Saat panen, aset pasti naik, yang penting tidak gagal,” jelasnya.
Kini aset sekitar Rp 24 miliar. Penurunan sekitar Rp 500 juta.
Dia juga senang karena Bendesa adat ikut mendukung keberadaan LPD. Apalagi, 6 Krama Ulian yang kerja di luar negeri bisa transfer ke LPD. 
Dia mengaku, masyarakat terbantu dengan keberadaan online. “Ada yang jual babi, sekarang transfer,” ungkapnya.
Dia berharap, ke depan masyarakat terus memanfaatkan teknologi. “Masyarakat bisa mudah bertransaksi, keamanan terjamin,” tutupnya. (Ngakan Suardika)