Gianyar, Newsyess.com - LPD Desa Adat Sayan, Kecamatan Ubud, mampu tumbuh positif. Dalam menyelesaikan permasalahan, dilakukan paruman lewat Kerta Desa.
Jro Bendesa Desa Sayan yang juga selaku Ketua Badan Pengawas LPD Sayan, dr, Tjokorda Gde Ardjana ketika ditemui Newsyess.com pada, Sabtu, 11/6/2022 di kantor LPD Sayan, menyatakan untuk permasalahan diawali dengan penyelesaian internal di LPD. “Kalau tidak bisa, angkat ke badan di desa adat, yakni Kerta Desa. Nanti saba desa mencari solusi terbaik, hasilnya, Sabha Desa memutuskan, apa yang dilaksanakan. Sehingga semua win- Win  solution, selesai di desa adat,” ujarnya.
Sebelum dilakukan paruman desa, perlu melihat situasi masyarakat. “Tidak saklek, kami fleksibel. Yang penting, lihat situasi sebenarnya yang ada pada mereka. Kalau ada, mungkin bunga saja dibayar,” ujarnya.
Selama ini, belum ada yang sampai ke ranah hukum. “Dengan sistem adat, lebih baik. Kesadaran masyarakat bisa dipertahankan,” ujarnya.
Namun, saat ini, belum ada sampai ke tingkat rapat desa. Yang jelas, pihak desa akan menerapkan audit setiap saat. “Itu untuk memperbaiki kerja pengurus dan badan pengawas,” ujarnya.
Sementara itu, Ni Wayan Handhriana, A. Am, selaku Juru Raksa LPD Desa Adat Sayan menyatakan teknologi selama sangat penting untuk menunjang kinerja LPD  agar lebih baik. “Dalam tahap awal. Dari SDM, operasional diperbaiki. Astungkare kami siap. Namun perlu didiskusikan secara matang. Colector LPD pakai tablet,” ujarnya.
Untuk mengedukasi masyarakat, dilakukan sosialisasi ke Banjar. “Astungkare mengarah ke teknologi. Namun harus duduk bersama untuk melakukan program baru,” ujarnya.
Harapan ke depan, agar bisa mempertahankan kepercayaan masyarakat. “Kalau ada provokasi, jangan didengar. Kalau ada masalah, Diskusikan  ke LPD,” pintanya.
Di sisi lain, I Dewa Ketut Suparta, SE yang selaku anggota Badan Pengawas LPD Sayan, menyatakan akan melakukan pelatihan pembukuan/ akunting. “Akan diajari sehari. Tujuan meningkatkan, regenerasi. Agar semua tahu. Karena dasar LPD adalah pembukuan, semua harus tahu,” ujarnya.
Termasuk pengurus dan pengawas harus ikut. “Tantangan terberat adalah SDM. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat baik sumber dana serta penyaluran kredit harus transparan. Kalau sudah semua benar, otomatis masyarakat bisa melihat bukti. Benar apalagi LPD sudah digitalisasi,” ujarnya.
LPD Sayan selama pandemi, merasa dampaknya. “Astungkare, likuditas masih tetap terjaga baik,” ujarnya.
Untuk merangsang kepercayaan masyarakat, harus transparan sesuai neraca yang terpampang. “Kami tunjukkan transparansi,” ujarnya.
Dikatakan lebih lanjut, peran desa adat sangat besar. “Orang sekarang takut, namanya dipampang di desa adat. Kan malu dia,” tutupnya. (Yess)