News

Menyinari Kehidupan dari Penghujung Timur Bali: Kisah Ni Wayan Susanti dan Komitmen Berbagi Newsyess.com

 Selasa, 16 April 2024

Redaksi newsyess berbagi

Newsyess.com, Karangasem. 

 

Karangasem, 15 April 2024 - Dari Penghujung Timur Pulau Dewata Bali, Tepatnya di Banjar Dinas Sanggem, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, terdapat sebuah rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal bagi seorang wanita bernama Ni Wayan Susanti. Meskipun tergolong masih muda dengan usia 39 tahun, namun hidupnya terhimpit oleh kegelapan yang mengintai setiap hari.
Tiap pagi, matahari terbit dengan lembutnya, namun bagi Ni Wayan Susanti, sinar mentari tersebut tidak mampu menyinari hatinya yang semakin terasa redup. Penyakit Anemia Berat dan gangguan saraf telah menjadi sahabat tak diundang yang menetap di tubuhnya. Beberapa bulan terakhir, ia merasakan betapa rapuhnya keadaan fisiknya setelah berkali-kali mengunjungi dokter.
Di balik kelemahan tubuhnya, terdapat kekuatan yang tak terkalahkan: semangat dan ketabahan. Ni Wayan Susanti adalah contoh hidup yang menginspirasi, ia menatap masa depan dengan kepala tegak meskipun kakinya terasa gemetar. Setiap langkah yang diambilnya, setiap tarikan nafas yang dilakukan, adalah bukti keberanian dan keinginan untuk bertahan hidup.
Dibalik dinding rumah sederhana itu, terdengar suara-suara kehidupan yang tak kunjung reda. Suara desir angin, suara dedaunan yang bergoyang, dan suara hati Ni Wayan Susanti yang terus bertanya-tanya: "Apakah ini ujian terakhir yang diberikan Tuhan padaku? Ataukah masih ada keajaiban yang menanti di balik awan kelam ini?"
Tetapi di tengah kegelapan, cahaya tetap bersemi. Keberanian Ni Wayan Susanti menginspirasi tetangganya, teman-temannya, bahkan orang-orang yang belum pernah ia temui sekalipun. Kisah hidupnya menjadi cermin bagi setiap orang yang pernah merasa putus asa, bahwa di setiap kegelapan selalu ada cahaya yang menanti untuk ditemukan.

Melihat gambaran yang memilukan ini, Ngakan Yess, pemimpin redaksi Newsyess di bawah naungan PT SMS, menegaskan komitmennya untuk menjadi sumber cahaya dalam semangat berbagi. Dia yakin bahwa dengan berbagi, rejeki tidak akan berkurang, malah akan bertambah. Kesadarannya terhadap pentingnya memberi bantuan disertai dengan keyakinan bahwa setiap bantuan akan diiringi oleh doa-doanya yang tulus, terutama bagi Ni Wayan Susanti yang sedang berjuang mencari cahaya dalam gelapnya kehidupan.
Ngakan Yess juga menjelaskan bahwa PT SMS mengalokasikan 30 persen dari pendapatannya untuk kegiatan berbagi kepada sesama. Dia mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga keuangan di Bali seperti LPD Bali, BPR, Gerakan KOPERASI Bali, dan Bank BPD Bali, serta narasumber tokoh masyarakat yang ikut mendukung kegiatan pemberitaan.
Mungkin hari ini, dari penghujung timur Pulau Dewata Bali, kita dapat merenungkan arti dari kehidupan Ni Wayan Susanti. Bahwa meskipun badai mengguncang, dan kegelapan menyelimuti, kita masih memiliki kekuatan di dalam diri kita untuk bertahan. Bahwa setiap detik yang kita jalani adalah anugerah yang harus dihargai, bahkan jika itu datang dalam wujud yang paling sulit sekalipun.
Dengan kepedulian dan dukungan yang terus diberikan, PT SMS berharap dapat terus menjadi pilar dalam membawa perubahan positif dan memberikan bantuan kepada sesama yang membutuhkan, sejalan dengan semangat keikhlasan dan empati yang selalu dijunjung tinggi. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih peduli dan membantu sesama yang membutuhkan.


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024