News
Para Bendesa Se-Kecamatan Gianyar Timba Ilmu ke Gumi Batur yang Punya Omzet Miliaran Rupiah
Senin, 06 Maret 2023
Kabupaten Gianyar,
BANGLI, newsyess.com - Para Bendesa Se-Kecamatan Gianyar yang tergabung dalam pasubayan Bendesa Gianyar melakukan perjalanan sambil menimba ilmu menuju Desa Adat Batur. Di Gumi Dewi Danu ini para Bendesa menimba ilmu bagaimana sistem pengelolaan desa adat dan bisnis desa adat.
Untuk kali ini Bendesa yang bisa ikut sekitar 17 Bendesa. “Bendesa sane siosan kapiambeng karena ngenter upakara ring desa adat suwang suwang. Sebagian kecil lagi karena sampun lingsir ten presida perjalanan jauh ngangge sepeda motor,” ujar Ngakan Putu Sudibya, Ketua Pasubayan Bendesa Se-Kecamatan Gianyar.
Rombongan berangkat dari Suwat Waterfall sekitar 08.00 WITA. Setelah sebelumnya semua disuguhi kopi dan snack. Sepanjang perjalanan dari Suwat menuju Panelokan Kintamani rombongan disuguhi pemandangan yang sangat indah. “Sungguh anugerah yang sangat luar biasa dari sesuhunan sami ring Bali. Setelah 1 jam perjalanan rombongan tiba di Batur Natural Hot Spring salah satu unit usaha besar yang dimiliki oleh desa adat Batur. Harga tiket di tempat ini bervariasi mulai dari Rp 35 ribu- Rp 200 RB per orang,” jelasnya.
Sudibya bersama rombongan mendapat potongan lima puluh persen dari Desa adat Batur. “Tanpa menunggu lama kami langsung masuk ke kolam yang bertingkat tingkat dengan air hangat alami yang menyegarkan. Hampir 1,5 jam lebih kami berendam lalu kami berganti pakaian di ruang ganti karena prajuru dan para pengelola sudah menunggu di lantai dua restoran Batur natural hot spring,” jelasnya.
Di atas, rombongan sudah ditunggu oleh Jero penyarikan atau kesinoman Desa Adat Batur Jero Asta, kepala desa Batur Kelod dan mantan kepala desa Batur serta para pengelola. “Dari penjelasan para narasumber kami sangat takjub karena desa adat Batur sejak dulu telah memiliki sistem yang sangat bagus dan modern. Batur adalah salah satu desa adat Tua di Bali dengan sistem pemerintahan desa adat yang sangat baik dan kuat. Desa ini memiliki 22 pura maka tak heran bila desa ini termasuk yang sangat spritual,” jelasnya.
Sementara itu, Jero Asta menjelaskan dengan 22 pura yang harus diemong maka biaya yang diperlukan untuk ritual setiap tahunnya juga sangat besar. Beruntung dengan adanya utsaha atau bisnis yang dimiliki desa adat semuanya bisa diatasi dengan sangat baik. Krama hanya dibebankan iuran atau pepeson Rp 2 ribu per bulan atau 12 ribu per enam bulan. “Ini jatu sebagai tanda subakti ring Ida sesuhunan sami," ungkapnya.
Sementara itu, Jero mekel dan pengelola menjelaskan perjuangan untuk mendirikan bisnis ini sangat berat. Bisnis ini di mulai dari membuat satu kolam kecil untuk Krama atau wisatawan yang ingin melukat. Awalnya tidak ada sistem tiket tapi Punia. Lama kelamaan jumlah pengunjung domestik dan mancanegara yang datang semakin banyak. “Hal ini menunjukkan kami untuk membuat sistem yang lebih baik dan profesional dengan tujuan utama pelayanan dan transparansi,” jelasnya.
Saat ini setiap bulan kalau ramai pemasukan kotor dari bisnis ini bisa mencapai miliyaran rupiah. “Untuk mencapai ke titik ini kami melewati proses yang panjang dan penuh liku. Intinya semua harus yakin dan berani untuk melakukan inovasi. Saat ini kami sudah memiliki sejumlah unit usaha baru yakni Penglukatan, waterfark dan vila,” jelasnya.
Sementara Prajuru Baga IV Majelis Desa Adat Bali Jero Wayan Absir mengajak semua Bendesa untuk lebih berani untuk menggarap potensi ekonomi yang ada di Desa adat. Ia meyakini semua desa adat memiliki potensi ekonomi yang berbeda beda. Ia menegaskan agar Bali ini ajeg dengan adat dan budayanya ada dua hal yang harus menjadi fokus kita yaitu panca Yadnya dan panca Kertha. Keduanya harus berjalan beriringan dan selaras serta saling mendukung.
Setelah puas menimba ilmu, perjalanan dilanjutkan menuju Padang Savana di Tianyar Karangasem tepatnya di bongkol Gunung Agung. Perjalanan dari Kintamani menuju Savana sekitar 2,5 jam dengan masuk hutan hutan di sekitar kintamani dan Karangasem. “Tiba ditempat itu kita disuguhi hamparan padang rumput yang didepannya berdiri kokoh Gunung terbesar dan tertinggi di Bali yakni Gunung agung. Di tempat ini kita melakukan acara pelepasan salah satu staf Dinas pemajuan Desa adat Bapak Ketut Bagiarta yang sudah memasuki masa purna tugas,” ungkapnya.
Tepat pukul 05.30 WITA rombongan balik ke Gianyar melalui jalur kota Karangasem. Perjalanan ditempuh dengan waktu 4 jam sampai ke rumah masing masing. “Kami sangat bersyukur dan merasa sangat bahagia dalam touring melali sambil melajah kali ini. Sampai bertemu dalam touring Melali sambil melajah berikutnya,” tutupnya. (Ngakan Putu Sudibya/Suardika)
TAGS :
Polling Dimulai per 1 Juli 2024