Politik

Pariwisata Bali Berbasis Budaya Berkualitas dan Bermartabat di Bawah Kepemimpinan Wayan Koster

 Jumat, 27 September 2024

Kebijakan Bapak wayan Koster

Newsyess.com, Bali. 

 

Denpasar, Newsyess.com - Dalam periode kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster (2018-2023), Bali berhasil meneguhkan komitmennya untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat. Dengan visi besar Nangun Sat Kerthi Loka Bali, pembangunan Bali diarahkan pada upaya menjaga kesucian dan keharmonisan alam beserta isinya, serta menjadikan kebudayaan sebagai landasan utama dalam setiap aspek pembangunan, termasuk sektor pariwisata.

Mengatasi Krisis Tata Kelola Pariwisata

Sebelum kepemimpinan Wayan Koster, pariwisata Bali menghadapi berbagai tantangan yang merugikan, seperti kurangnya inovasi, kekacauan dalam tata kelola, persaingan usaha tidak sehat, serta penodaan terhadap tempat-tempat suci. Ditambah dengan semakin menurunnya kualitas wisatawan dan minimnya dukungan terhadap sumber daya lokal, sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali sempat kehilangan arah.

Gubernur Wayan Koster merespons kondisi ini dengan mengambil langkah-langkah fundamental dan komprehensif untuk menata kembali pembangunan pariwisata Bali. Fokus utama diarahkan pada penguatan pariwisata berbasis budaya berkualitas dan bermartabat, guna mengembalikan karakter dan taksu (kharisma spiritual) Bali yang telah lama menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kebijakan Strategis untuk Pariwisata Berbasis Budaya

Salah satu kebijakan penting yang diluncurkan adalah penerapan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Kepariwisataan Budaya Bali. Aturan ini menetapkan standar yang jelas bagi pengelolaan sektor pariwisata agar tetap selaras dengan nilai-nilai budaya Bali yang adiluhung.

Selain itu, Gubernur Koster juga mengeluarkan beberapa peraturan strategis, antara lain:

- Peraturan Gubernur Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali, yang bertujuan untuk menata kembali pengelolaan pariwisata agar lebih terarah dan mendukung pelestarian budaya.
- Peraturan Gubernur Bali Nomor 25 Tahun 2020 tentang Perlindungan Pura, Pratima, dan Simbol Keagamaan, yang melindungi tempat-tempat suci dari gangguan atau eksploitasi pariwisata yang berlebihan.
- Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali, yang mendorong sektor pariwisata untuk menggunakan produk-produk lokal, demi mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat Bali.

Transformasi Digital dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Baru

Di era digital, Bali juga tidak ketinggalan dalam mengembangkan pariwisata berbasis teknologi. Sistem portal satu pintu pariwisata budaya Bali dibangun untuk memudahkan promosi, pengelolaan, dan pengawasan destinasi wisata. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat daya saing pariwisata Bali di tingkat global.

Selain itu, berbagai daya tarik wisata baru berkelas dunia mulai dibangun dan dipromosikan. Pengembangan ini dilakukan dengan tetap memegang teguh prinsip harmoni antara alam, manusia, dan kebudayaan Bali.

Ikrar Pelaku Pariwisata Bali

Di bawah bimbingan Gubernur Koster, para pelaku usaha pariwisata Bali berikrar untuk menyelenggarakan pariwisata yang harmonis dengan alam, manusia, dan kebudayaan Bali. Dengan semangat Niskala-Skala, mereka bertekad untuk pulih, tumbuh, hidup, dan berkembang bersama, serta memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Dalam upaya mewujudkan pariwisata yang bermartabat, para pelaku pariwisata juga mendukung penggunaan aksara Bali, busana tradisional Bali, dan kain tenun Endek pada hari-hari tertentu. Mereka juga berkomitmen untuk memasarkan produk pertanian, perikanan, serta industri lokal Bali sebagai bagian dari implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018.

Menuju Pariwisata Bali yang Berkelanjutan

Dengan kebijakan-kebijakan yang inovatif dan berpihak pada kebudayaan serta kearifan lokal, kepemimpinan Wayan Koster telah membawa pariwisata Bali ke arah yang lebih berkualitas dan bermartabat. Bali bukan hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang indah, tetapi juga sebagai wilayah yang kaya akan budaya dan tradisi yang tetap terjaga hingga generasi mendatang. Ini adalah wujud nyata dari pembangunan yang tidak hanya menghidupi (*urip yang menguripi*), tetapi juga memberikan kehidupan yang bermakna bagi semua.

Pariwisata Bali kini menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana sebuah destinasi wisata dapat berkembang tanpa harus mengorbankan warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan semangat Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Bali terus melangkah menuju masa depan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan bermartabat.(TimNewsyess)


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024