Oleh Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum.
Dekan FKIP Universitas Dwijendra

Masa tenang kampanye Pemilu 2024 dihebohkan dengan ditayangkannya  Film dokumenter Dirty Vote  pada Minggu, 11 Februari 2024. 

Film Dirty Vote bercerita tentang desain kecurangan Pemilu 2024 dari sudut pandang para pakar hukum tata negara di Indonesia. 

Mulai dari ucapan berbeda-beda Jokowi soal anak-anaknya yang terjun ke dunia politik. Indikasi  kecurangan pemilu  dilakukan untuk memenangkan salah satu pasangan capres dan cawapres. 

Ada yang juga yang mengatakan film tersebut bersifat oportunis.
Dan terlepas dari pro dan kontra tentang film itu. Sebagaian besar masyarakat mungkin menginginkan pemilu berjalan dengan damai dan riang gembira. 

Tanggal 14 Februari 2024 sebagai jawaban apakah pemilu telah terlaksana dengan jujur atau dengan penuh kecurangan. 

Narasi-narasi tentang kecurangan dan narasi-narasi yang pembenaran pemihakan pejabat kepada pasangan calon diharapkan  tidak terjadi lagi. 

Masa tenang seharusnya dimanfaatkan untuk tenang-tenang. Masyarakat seharusnya digiring dan disuguhi suasana yang kondusif sehingga pemilu berjalan damai dan gembira. 

Pilihan itu soal logika dan rasa. Janganlah melakukan intimidasi  kepada masyarakat untuk memilih calon tertentu. Semoga pemilu kali ini berjalan damai dan bebas dari kecurangan.