Tokoh
Pengamanan Ketat Pecalang Warnai Puncak Palebon Palinggih Dane Jero Gede Batur Alitan di Pura Ulun Danu Batur
Sabtu, 25 Januari 2025
Penganan oleh pecalang desa kedisan
BANGLI, BALI | Newsyess.com – Prosesi puncak Palebon Palinggih Dane Jero Gede Batur Kawanan (Alitan) pada Jumat, 24 Januari 2025, berlangsung khidmat dan penuh makna di Pura Ulun Danu Batur, Kabupaten Bangli. Upacara yang dihadiri ribuan krama (warga) dari Desa Adat Batur dan 10 desa sekitar ini berjalan lancar berkat pengamanan ketat dari para pecalang, termasuk pecalang Desa Kedisan yang dipimpin oleh Kelian Pecalang, I Wayan Suarembawa.
I Wayan Suarembawa, yang turut ngayah (mengabdi) sebagai pecalang dalam upacara ini, mengungkapkan kebanggaannya dapat berpartisipasi dalam menjaga kelancaran acara. “Astungkara, upacara ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Sebagai pecalang Desa Kedisan, saya merasa bangga bisa ngayah dan membantu menjaga kehormatan tradisi leluhur,” ujar Suarembawa.
Rangkaian Upacara dan Tugas Pecalang
Prosesi dimulai sejak dini hari dengan melaspas bade dan patulangan, yang kemudian dilanjutkan dengan pengusungan bade tumpang sembilan setinggi 22 meter menuju lokasi pembakaran jenazah. Bade yang megah ini dihiasi ornamen khas Bali dan diiringi oleh tabuhan gamelan, doa para pemangku, serta semangat krama yang tetap setia meski hujan mengguyur sepanjang upacara.
Di tengah keramaian ribuan krama yang memadati area upacara, para pecalang mengambil peran penting dalam memastikan prosesi berjalan tertib dan aman. Mereka mengatur lalu lintas, menjaga area upacara, dan berkoordinasi dengan personel gabungan dari kepolisian dan TNI untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat mengganggu jalannya acara.
“Kami pecalang tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga memastikan bahwa semua prosesi adat berlangsung dengan tertib dan sesuai dengan aturan yang berlaku di desa adat,” tambah Suarembawa.
Semangat Pelestarian Tradisi
Palebon Palinggih Dane Jero Gede Batur Alitan adalah upacara besar yang mencerminkan penghormatan masyarakat Bali terhadap pemimpin adat dan leluhur mereka. Upacara ini juga merupakan wujud nyata pelestarian tradisi dan budaya Bali yang kaya akan nilai spiritual.
Setelah puncak Palebon, rangkaian upacara akan dilanjutkan dengan Pacaruan dan Paisuh-Isuh Desa pada 25 Januari 2025, serta persiapan Maligia yang dimulai pada 29 Januari 2025. Puncak upacara Maligia dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 4 Februari 2025.
Para pecalang dan panitia berharap, semangat gotong royong dan dedikasi dalam upacara ini dapat terus menjadi teladan bagi generasi mendatang. “Semoga upacara ini membawa berkah dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Kami akan terus menjaga tradisi ini dengan sepenuh hati,” tutup Suarembawa dengan penuh rasa syukur.
Tradisi ini tak hanya menjadi simbol penghormatan kepada leluhur, tetapi juga wujud kebersamaan dalam menjaga warisan budaya yang sakral. (Tim Newsyess)
TAGS :