Tokoh

Puncak Yoga Penuh Anugerah: Makna Tumpek Wayang Oleh: I K. Satria, S.Ag. M.Pd.H Penyuluh Agama Kementerian Agama Kabupaten Buleleng

 Kamis, 16 Januari 2025

Puncak Yoga penuh anugrah

Newsyess.com, Buleleng. 

BULELENG | Newsyess.com - Hari suci Tumpek Wayang merupakan salah satu momen penting dalam kalender agama Hindu di Bali yang sarat dengan makna spiritual dan religius. Tumpek Wayang adalah perayaan yang berkaitan dengan elemen-elemen magis dan sakral, serta diyakini penuh dengan energi suci. Hari ini bertepatan dengan Kajeng Kliwon, pertemuan antara Siwa dan Durga, yang memperkuat pengaruh unsur-unsur Panca Maha Bhuta dalam kehidupan manusia.

Seram dan Magis: Nuansa Tumpek Wayang
Tumpek Wayang identik dengan aura seram dan magis. Tradisi Sapuh Leger, yang merupakan ritual pembersihan bagi mereka yang lahir pada Wuku Wayang, menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Pada hari ini, masyarakat Hindu Bali melaksanakan upacara penglukatan yang menggunakan tirta penglukatan Mpu Samirana, berupa penglukatan wayang sudamala. Ritual ini dimaksudkan untuk menolak bala dan membersihkan diri dari pengaruh negatif.

Makna Religius dalam Lontar Sundarigama
Dalam teks Lontar Sundarigama, Tumpek Wayang dijelaskan sebagai hari pemujaan kepada Bhatara Iswara, di mana berbagai jenis kesenian seperti gamelan, gong, gambang, dan wayang mendapat penghormatan khusus. Kesenian ini diyakini dapat memperkaya makna ritual melalui suara dan visual yang dihasilkan, menciptakan suasana yang lebih mendalam dan penuh anugerah.

Penyatuan Siwa dan Durga: Puncak Yoga
Tumpek Wayang juga merupakan simbol penyatuan antara Siwa dan Durga, yang melambangkan keseimbangan antara kekuatan maskulin dan feminin, antara energi destruktif dan kreatif. Penyatuan ini merupakan puncak dari praktik Yoga, yang bertujuan untuk mencapai anugerah kebaikan dan keharmonisan dalam kehidupan.

Pantangan dan Ritual Khusus
Hari Tumpek Wayang diwarnai dengan berbagai pantangan dan ritual khusus, seperti pemasangan seselat di setiap rumah sebagai penolak bala. Masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas tertentu seperti caah cawuh (berbicara sembarangan) untuk menjaga kesucian dan ketenangan hari ini.

Ruwatan Sapuh Leger: Ritual Pembersihan
Ruwatan Sapuh Leger menjadi bagian penting dari Tumpek Wayang, khususnya bagi mereka yang lahir di Wuku Wayang. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri dari pengaruh negatif hari kelahiran dan memohon keselamatan serta kesejahteraan. Kisah dalam wiracarita tentang Bhatara Kala yang akhirnya memberikan anugerah kepada dalang untuk membersihkan makhluk hidup dari kekotoran menjadi latar belakang historis dari pelaksanaan ruwatan ini.

Kesimpulan

Tumpek Wayang bukan sekadar hari perayaan, tetapi juga saat untuk refleksi dan penyucian diri. Dengan melaksanakan ritual dan pantangan yang ditentukan, umat Hindu di Bali meyakini bahwa mereka dapat mendekatkan diri kepada Tuhan, memperoleh anugerah, serta menjaga keharmonisan alam semesta. Dalam konteks spiritual, Tumpek Wayang adalah puncak dari Yoga, penyatuan antara manusia dengan kekuatan ilahi yang membawa keberkahan bagi kehidupan.

Dengan demikian, perayaan Tumpek Wayang menjadi salah satu upaya untuk menjaga kesucian, keseimbangan, dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari, selaras dengan ajaran agama Hindu yang luhur. (TimNewsyess)


TAGS :