News

Ritual Baas lan Pipis: Memohon Kesejahteraan dan Kemakmuran pada Hari Suci Buda Wage Klawu** Oleh: I K. Satria

 Rabu, 26 Juni 2024

Makna Budha wage kelawu

Newsyess.com, Gianyar. 

**Ritual Baas lan Pipis: Memohon Kesejahteraan dan Kemakmuran pada Hari Suci Buda Wage Klawu**

Oleh: I K. Satria

**denpasar, Newsyess.com** – Setiap Enam bulan sekali, umat Hindu di Bali merayakan hari suci Buda Wage Klawu atau Buda Cemeng Klawu. Hari Rabu, Wuku Klawu ini diyakini dalam susastra Hindu sebagai hari pemujaan Sang Hyang Sri Sadhana, salah satu manifestasi dari Dewi Laksmi dalam susastra Veda. Buda Wage Klawu merupakan momen penting untuk memuliakan segala hasil alam yang menunjang kehidupan manusia, khususnya beras dan uang.

Beras dan uang adalah simbol penting dalam kehidupan manusia. Dalam konteks spiritual dan material, perputaran beras dan uang menjadi cikal bakal keberlangsungan hidup. Hari suci Buda Wage Klawu menjadi waktu yang tepat untuk memuliakan Sang Hyang Sri Sedhana, dimana "Sri" identik dengan padi atau beras, dan "Sedhana" identik dengan uang. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh beras dan uang dalam tradisi dan budaya keberagamaan di Bali.

**Kesejahteraan dan Kemakmuran**

Dalam tradisi Bali, uang dan beras adalah simbol kesejahteraan dan kemakmuran. Dengan memiliki beras dan uang, seseorang bisa mencapai kesejahteraan jasmani dan kemudian melangkah menuju kesejahteraan rohani. Ritual pada Buda Wage Klawu mengajarkan kita untuk tidak hanya bersyukur dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata dalam memelihara dan memuliakan beras dan uang sebagai benda yang memiliki nilai penting dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat diajarkan untuk selalu menjaga dan menghormati keberadaan beras dan uang. Hal ini tercermin dalam nasehat para tetua, yang menyarankan agar ketika seseorang menghadapi masalah hidup yang berat, mereka bertanya pada beras dan uang (nakenang di baas pipise). Ini artinya, manusia diharapkan meletakkan seluruh keyakinan mereka kepada keberadaan beras dan uang untuk menemukan solusi atas masalah kehidupan mereka.

**Simbol Purusha dan Pradhana**

Buda Wage Klawu juga diidentifikasi dengan pemujaan kepada Sang Hyang Rambut Sedhana dan Sri Sedhana, yang melambangkan purusha (pria) dan pradhana (wanita), penyatuan akasa (langit) dan pertiwi (bumi) untuk mencapai kesuburan dan ketentraman hidup. Hal ini dinyatakan dalam lontar Sundari Gama: "Bude wage, ngaraning Bude cemeng, kalingania adnyane sukseme pegating indria, betari manik galih sire mayoge, nurunaken Sang Hyang Ongkare mertha ring sanggar, muang ring luwuring aturu, astawe kene ring seri nini kunang duluring diane semadi ring latri kale".

**Ritual dan Persembahan**

Pada hari Buda Wage Klawu, masyarakat Hindu di Bali melakukan berbagai ritual dan persembahan seperti pejati, sesayut bagia setata sari yang terdiri dari kulit sayut, benang tebus, uang bolong satu kepeng, peras, tulung, sayut, raka jangkep, nasi penek dialasi don kayu sugih meilehan, sesanganan sarwa galahan, tipat sari, tipat bagia, penyeneng, nagasari, pesucian, payuk pere tempat tirta berisi bunga harum, dan segehan panca warna. Persembahan ini ditempatkan di merajan (rong telu) dan di atas tempat tidur.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk menghormati payogan Ida Bharata Rambut Sedhana dengan tidak menyalahgunakan uang dan beras selama ritual berlangsung. Tindakan ini penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan vertikal dan horizontal, serta untuk memastikan kesejahteraan dan kemakmuran tetap terjaga.

**Kesimpulan**

Hari suci Buda Wage Klawu adalah momen penting bagi masyarakat Bali untuk memuliakan beras dan uang sebagai simbol kesejahteraan dan kemakmuran. Melalui ritual dan persembahan yang dilakukan, diharapkan dapat membawa kehidupan yang sejahtera dan makmur, baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, penting bagi umat Hindu di Bali untuk selalu menjaga dan memelihara beras dan uang, serta menjalankan ritual Buda Wage Klawu dengan penuh kesungguhan dan rasa syukur.


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024