Tokoh

Wayan Koster Terus Dibully di Media Sosial, Namun Kebijakan Arak Bali Berikan Manfaat Ekonomi Nyata bagi Masyarakat

 Kamis, 26 September 2024

Kebijakan Bapak wayan Koster

Newsyess.com, Bali. 

 

Denpasar, Newsyess.com – Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster, terus menghadapi kritik dan serangan di media sosial terkait kebijakan Arak Bali yang diterapkannya. Namun, di balik semua itu, kebijakan ini terbukti membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian masyarakat Bali, khususnya para petani Arak.

Arak Bali, salah satu produk tradisional Bali yang telah dikenal luas, sebelumnya tidak diberdayakan secara optimal sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh regulasi nasional yang mengategorikan Arak Bali sebagai bagian dari daftar negatif investasi untuk minuman beralkohol. Dampaknya, Arak Bali tidak dapat dipasarkan secara bebas, meskipun Bali merupakan destinasi wisata utama dunia yang justru memiliki permintaan tinggi terhadap minuman beralkohol.

"Selama ini, minuman beralkohol yang masuk hotel-hotel di Bali sebagian besar diimpor dari luar negeri, sementara Arak Bali, yang kualitasnya tidak kalah dengan minuman internasional seperti Soju dari Korea, Sake dari Jepang, atau Whisky dari Eropa, tidak bisa disuplai," jelas Koster saat diwawancarai di Denpasar, Selasa (24/9/2024). "Ini adalah ketidakadilan yang nyata bagi produk lokal kita."

Setelah dilantik sebagai Gubernur Bali pada 2018, Koster segera berupaya memperjuangkan Arak Bali agar keluar dari daftar negatif investasi. Melalui surat resmi kepada Presiden RI, ia mengajukan revisi terhadap undang-undang tersebut. Upayanya membuahkan hasil dengan terbitnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan Destilasi Khas Bali.

“Dengan peraturan ini, para petani dan pengrajin Arak Bali kini bisa memproduksi dan memasarkan Arak secara aman dan legal,” kata Koster.

Tak lama setelah peraturan tersebut diberlakukan, para petani Arak Bali mulai merasakan dampak positifnya. Mereka dapat menjual Arak dengan harga yang jauh lebih baik. Sebelumnya, satu jerigen Arak Bali (30 liter) hanya dihargai Rp 300.000, tetapi setelah adanya kebijakan baru, harganya melonjak menjadi Rp 650.000. Kesejahteraan petani pun meningkat, dan sektor UMKM yang memproduksi olahan Arak Bali juga tumbuh pesat.

“Sekarang ada 52 produk Arak Bali yang beredar, di mana saat saya mengakhiri masa jabatan di 2023 baru ada 44 produk,” lanjut Koster. “Produk-produk ini sudah mendapat izin dari BPOM dan pita cukai, sehingga tidak hanya dapat dijual di Bali, tetapi juga diekspor ke luar negeri.”

Koster juga menyebut bahwa Arak Bali mulai digunakan secara luas oleh hotel-hotel dan restoran di Bali. Bahkan, cocktail yang menggunakan bahan dasar Arak Bali diakui memiliki cita rasa yang lebih kuat dan berkualitas dibandingkan minuman beralkohol impor.

Tak hanya itu, inovasi juga terus muncul. Produk kopi Arak, seperti Arak Bica dan Arak Balista, kini mulai populer dan mendapat apresiasi luas. Produk ini terinspirasi dari kebiasaan Wayan Koster sendiri yang sering mencampurkan Arak ke dalam kopi tanpa gula.

Meskipun kebijakan ini memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat Bali, Koster mengakui bahwa ia terus menerima kritik dan bullying di media sosial. Namun, ia tetap teguh pada pendiriannya.

"Saya tidak masalah dibully, karena saya yakin kebijakan ini menghidupkan ekonomi kerakyatan dan memperkuat perekonomian Bali," tegasnya. "Yang penting, kesejahteraan masyarakat Bali meningkat."

Kebijakan Arak Bali yang diinisiasi Koster kini tidak hanya mengangkat ekonomi masyarakat Bali, tetapi juga membawa produk lokal ini bersaing di pasar global. Produk yang dulu dilarang, kini menjadi salah satu ikon kebanggaan Bali yang berpotensi masuk dalam deretan Minuman Spirit ke-7 Dunia.(Tim Newsyess)


TAGS :



Siapa Calon Bupati Badung Terfavorit Pilihan Anda?

Polling Dimulai per 1 Juli 2024